Geliat Batik Tulis Gedok Kusnandar Desa Margorejo Jelang Lebaran

Reporter : S.Y. Lailatul Erlina N.R.

blokTuban.com - Kabupaten Tuban memiliki banyak daya pikat, mulai dari pesona alam, keragaman adat, budaya, oleh-oleh khas seperti batik tulis gedog. Batik menjadi warisan budaya tradisional Indonesia yang tidak hanya diminati oleh warga lokal, namun hingga internasional.

Kecamatan Kerek terkenal dengan sentra batik tulis gedog. Sepanjang jalan di Desa Margorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban dikelilingi dengan rumah-rumah produsen batik, salah satunya adalah batik tulis gedog Kusnandar yang saat ini dikelola oleh Dani (26)`

Sejak tahun 1991 batik tulis gedog Kusandar memulai usaha ketika batik gedog di Kabupaten Tuban masih sedikit dan jarang ditemui. Hal tersebut mejadikan Kusnandar dan istrinya untuk peluang berbisnis dan melestarikan budaya.

“Pada awal tahun 1991 kami memulai usaha dengan mengambil stok dari tempat lain. Saat itu hanya dua sampai tiga orang saja yang memproduksi, lalu orang tua saya belajar hingga tahun 1993 sudah memproduksi batik sendiri,” terang Dani (26) kepada blokTuban.com, Sabtu (30/4/2022).

Batik gedog asli buatan tangan menggunakan tetun tradisional dalam pembuatannya diiringi bunyi dug-dug, sehingga diberilah nama tenun gedog. Batik gedog Kusnandar memiliki keunggulan, yang mana setiap satu lembar kain batik tulis gedog memerlukan waktu yang lama dan melalui berbagai tahap sehingga menghasilkan karya yang bernilai tinggi.

“Saat ini banyak yang membuat batik menggunakan stempel cap batik, kami tetap mempertahankan dengan proses tulis, walaupun menghabiskan waktu yang cukup lama namun kualitasnya berbeda,” imbuhnya.

Untuk pemasaran batik tulis gedog Kusnandar, Dani mengaku lebih mengoptimalkan jejaring online dan offline. Selama ini banyak permintaan seragam sekolah atau kantoran dari jauh hari dan juga bisa mendatangi langsung ke toko Kusnandar. 

Tak hanya kain batik saja, pakaian batik tulis gedog Kusnandar juga menyediakan dalam bentuk pakaian mulai dari usia anak-anak hingga dewasa.

Omset yang didapat setiap bulannya mecapai 30 hingga 40 juta rupiah. Namun, pada masa pandemi mengalami penurunan hingga tersisa 10 juta rupiah. Mendekati lebaran tahun 1443H batik tulis gedog Kusnandar mengalami kenaikan omset yang mulai stabil karena banyaknya permintaan atau pesanan pembeli. [Lina/Ali]