Kiai Anwar Mansyur Ingatkan PWNU Tak Keluarkan Keputusan ke Arah Politik Kekuasaan

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Dalam mengawali taujihatnya, Kiai Anwar Mansyur Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri berpesan kepada Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur untuk tidak mengeluarkan keputusan yang mengarah pada politik kekuasaan.

"PWNU Jatim berhati-hati dengan tidak mengeluarkan keputusan yang terkesan bertentangan dengan ketetapan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). PWNU (Jawa Timur) jadi anak, maka harus taat kepada ayahnya (PBNU),” tuturnya dalam pembukaan Rapat Pleno dan Musyawarah Alim Ulama di Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Rabu (30/03/2022). 

Rais PWNU Jatim KH Anwar Manshur juga mengajak agar bersama-sama menjaga kerukunan dan ketaatan terhadap aturan yang ditetapkan. Hal paling penting adalah bersama untuk rukun, dan taat pada peraturan. 

“Yang muda taat kepada yang tua, dan yang tua menghargai yang muda. Insyaallah, jika seperti ini bisa bersama semua,” ujarnya. 

Soal keputusan yang mengarah ke politik kekuasaan, ia berpesan untuk bersabar terlebih dahulu. Semua pihak diajak untuk merawat Nahdlatul Ulama dengan baik. 

Menurutnya, seorang pemimpin bukan jadi yang terdepan, akan tetapi hendaknya menjadi sosok khodimul ummah atau pelayan umat. Sosok khodimul ummah ialah segala hal yang dibutuhkan umat dilayani. 

"Tidak lantas karena jadi orang besar, ia jadi suka seenaknya sendiri dalam membuat keputusan. Semoga PWNU Jawa Timur tetap tenang, bersatu, dan barokah,” tutupnya. 

Sebagaimana diketahui, Dalam pembukaan hadir Staf Ahli Bidang kemasyarakatan dan SDM Provinsi Jatim, Dr H Akhmad Jazuli, Danrem 082, Kolonel Inf Unang Sudargo, Bupati dan Wakil Bupati Tuban, Kapolres, Dandim 0811, serta Rais Syuriyah PWNU Jatim, KH Anwar Manshur, dan Ketua Tanfidziyah PWNU, KH Marzuki Mustamar beserta lembaga dan Banom NU Jatim.

H Nasruddin Ali, Ketua Panitia dalam keterangannya mengatakan, Nahdlatul Ulama sebagai Ormas Islam terbesar di Indonesia yang memiliki faham moderat sekaligus penyangga utama bangunan nation state building kurang mendapat perhatian dari pemerintah, bahkan terkesan lebih dimobilisasi untuk kepentingan politik sesaat.

"Ideologi Aswaja yang moderat dan menjadi ruh ideologi NU serta menjadi ciri khas Islam Nusantara kurang mendapat apresiasi dari pemerintah," terang salah seorang pimpinan Pondok Pesantren Bahrul Huda Tuban. [Ali]