Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Saat musim hujan datang, tidak bisa dipungkiri jika perut akan cepat merasa lapar, sehingga orang akan lebih membutuhkan banyak makanan. Entah itu makanan ringan, sedang ataupun makanan berat.
Tak heran, jika musim hujan tiba banyak orang yang berlalu lalang mencari makanan untuk disantap bersama keluarga. Biasanya, masyarakat akan cenderung mencari makanan yang hangat seperti bakso, mie ayam, gorengan, ataupun berbagai cemilan lainnya.
Salah satu makanan yang cocok dimakan saat musim hujan ialah pisang crispy. Makanan hangat yang siap untuk memanjakan lidah para penikmatnya. Di Kabupaten Tuban sendiri sudah banyak orang yang menjajakan makanan satu ini, termasuk Fira yang menjual pisang crispy dengan berbagai toping atau varian rasa.
“Sebelum Corona saya sudah jualan di samping jembatan, tapi karena ada Corona berhenti nggak jualan satu tahunan. Baru buka lagi setelah hari raya Idul Fitri berarti di sini sudah mau setahun,” ucapnya kepada blokTuban.com, pada Minggu (13/2/2022).
Setelah satu tahun tutup karena adanya pandemi, saat ini banana crispy milik Fira buka tepat di sebelah Indomaret Widang. Outlet yang buka mulai pukul 10.00 WIB hingga 21.30 WIB tersebut, menawarkan pisang crispy berbagai varian rasa dengan harga yang sangat terjangkau mulai dari lima ribuan hingga sepuluh ribu rupiah saja.
Varian rasa yang ditawarkan diantaranya pisang keju vanila, anggur, pandan, blueberry, coklat vanilla, coklat lemon, coklat alpukat, coklat apel, coklat tiramisu, coklat orange dan masih banyak lagi.
“Biasanya gantian yang jaga, kalau siang suami saya tapi kalau sore saya soalnya kalau sore suami saya di bengkel,” terangnya.
Setiap harinya, perempuan ramah itu mengaku jika selalu membawa pisang kepok sebanyak 10 cengkeh dan laris diserbu para pembeli. Meskipun ia tidak pernah mempromosikan dagangannya di media sosial, namun sudah banyak orang yang mengetahui makanannya tersebut.
Rata-rata menurut perempuan yang tinggal di Desa/Kecamatan Widang itu, mayoritas pembelinya adalah santri dan santriwati yang mondok di Langitan.
“Kalau anak pondok keluar ya laris. Biasanya yang beli ya orang-orang yang lewat terus sama pelanggan lama saya, karena saya nggak pernah promosi di sosmed nggak bisa ngantarnya soalnya,” tuturnya. [Sav/Ali]