Kaya Akan Gizi, Perempuan Ini Sulap Olahan Ikan Tongkol Jadi Abon

 

Reporter : Savira Wahda Sofyana 

blokTuban.com – Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang terbentang dari sabang sampai merauke. Indonesia sendiri memiliki sekitar 17.500 pulau, bergaris pantai sepanjang 81.000 km, dan sekitar 62 persen luas wilayah Indonesia adalah laut dan perairan. 

Oleh karena itu tak heran, jika perikanan menjadi salah satu sektor yang paling diandalkan oleh kebanyakan masyarakat, tak terkecuali Kabupaten Tuban yang memiliki luas wilayah lautan sekitar 22.608 km2.  

Di Kabupaten Tuban ada berbagai macam jenis ikan yang dihasilkan mulai dari Ikan Kerapu, Ikan Kuningan, Ikan Togek, hingga Ikan Tongkol. Namun kendati demikian masih jarang masyarakat yang memanfaatkannya secara optimal dengan mengolahnya menjadi suatu produk. 

Salah satu pelaku usaha yang memanfaatkan ikan laut sebagai bahan dasar produknya ialah Lutfhia Febriana, warga Desa Karangagung, Kecamatan Palang yang mengolah Ikan Tongkol menjadi abon sejak akhir tahun 2021 lalu. 

“Sebenarnya saya punya ide jualan ini sejak tahun 2017 saat saya di Jakarta, namun baru mulai membuka usaha pada akhir tahun 2021, tepatnya pada bulan September lalu,” ungkapnya kepada blokTuban.com pada Selasa (25/1/2022). 

Perempuan berusia 22 tahun ini memulai usaha abon tongkol yang ia beri nama Abon Nona, berawal pada saat ia merantau ke Jakarta dan sering dibawakan ibunya olahan makanan yang terbuat dari pindang.

Kemudian, banyak teman-temannya yang menyukai dan memberikan saran untuk menjualnya. Sehingga pada saat ia kembali ke kampung halaman ia mulai membuka usaha abon, namun terbuat dari olahan Ikan Tongkol. 

“Pada saat itu saya belum mikir ke sana, soalnya cari Ikan Pindang di sana susah. Saya nggak mau kalau nggak segar, terus waktu saya pulang punya ide jualan abon ini cuma pakainya Ikan Tongkol,” jelasnya. 

Dia memilih Ikan Tongkol karena neneknya berjualan berbagai macam ikan asap, salah satunya Ikan Tongkol sehingga ia memanfaatkannya dengan membeli Ikan Tongkol tersebut dari neneknya yang sudah memiliki pelanggan yang menjual Ikan Tongkol dengan kualitas premium. 

Selain memanfaatkan potensi yang ada, faktor lain yang akhirnya membuat Luthfia yakin ialah keunikan dari abonnya yang terbuat dari Ikan Tongkol karena kebanyakan abon terbuat dari daging sapi ataupun ayam. 

Serta kandungan gizi yang dimiliki Ikan Tongkol juga sangatlah lengkap seperti air energi, protein, lemak, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, natium, seng, selenium, serta niacin. 

“Terus saya lihat yang jualan abon tongkol di sekitar Tuban-Jakarta belum ada, kemudian juga dukungan dari keluarga, kerabat, sahabat, dan teman sekitar,” katanya. 

Untuk bisa membeli Abon Tongkol ini, para pelanggan hanya cukup membayar dengan harga mulai dari Rp25 ribu hingga Rp45 ribu tergantung dari ukurannya. “Kalau beli Rp20 ribu juga boleh, untuk yang ukuran 150 gram itu Rp25 ribu, untuk yang Rp45 ribu yang 250 gram,” ujarnya. 

Biasanya, abon olahan perempuan yang juga bekerja sebagai tenaga pengajar di Jakarta tersebut bisa bertahan hingga tujuh hari. Meskipun usahanya itu masih tergolong baru, akan tetapi sudah banyak pelanggannya, bahkan hingga ke luar kota seperti Jombang, Lamongan, Kediri, hingga Jakarta. 

Dengan begitu perempuan ramah ini berharap agar usaha yang dirintisnya mampu bersaing dalam bidang produksi makanan sehat, mengingat gizi yang terkandung dalam Ikan Tongkol sangatlah lengkap. Terlebih Ikan Tongkol yang digunakan merupakan ikan pilihan. [sav/col]