Yayuk Siti Khodijah, Juara Umum Duta Santri Nasional 2021 Asal Tuban yang Kuasai 4 Bahasa

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Grand final Anugerah Duta Santri Nasional (DSN) 2021 di Graha Sabha Pramana UGM telah digelar pada Kamis (21/10/2021) malam. Yayuk Siti Khodijah dari Pondok Pesantren Modern (PPM) Al Muhibbin Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban terpilih sebagai juara umum DSN.

Prestasi ini adalah hadiah Yayuk di Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2021 untuk masyarakat Kabupaten Tuban. Ia mengaku ikut pemilihan DSN adalah sebuah ketidaksengajaan. Bermula saat ikut webinar kiat untuk mendapatkan beasiswa S2 di luar negeri dan waktu itu ternyata pematerinya mantan finalis duta santri nasional tahun 2016. Hingga kemudian di akhir sesi pemateri tersebut memberikan tantangan (challenge) kepada seluruh peserta webinar untuk mendaftarkan diri ikut pemilihan duta santri.

"Oke, saya pun termasuk dari salah satu peserta yang iseng ikutan daftar. Kemudian beberapa hari setelah pendaftaran saya mendapatkan email yang isinya bertuliskan untuk melengkapi berkas-berkas. Seperti KTP, CV dan sertifikat kejuaraan, surat rekom dari pesantren/lembaga, foto diri, essai, dan video singkat tentang tujuan motivasi ikut duta santri," kata Yayuk kepada blokTuban.com, Jumat (22/10/2021).

Dikatakan santriwati yang punya keahlian menguasai empat bahasa ini, bahwa awalnya dirinya enggan untuk mengumpulkan karena dalam benaknya akan merepotkan. Setelah komunikasi dengan pengasuh pesantrennya, ternyata didukung sekaligus disemangati.

Berkas pun dikirim pada H-1 pendaftaran ditutup. Sekitar selisih satu minggu setelah pengumpulan berkas ditutup, pengumuman siapa yang lolos ke babak berikutnya akhirnya diumumkan. Dari 1.379 peserta, mahasiswi IAI Al Hikmah Tuban 2017-2021 jurusan Hukum Keluarga Islam ini termasuk dalam 140 besar peserta yang lolos.

"Jika ditanya tujuannya apa, jujur sampai saat ini pun saya belum bisa mengatakan dengan pasti. Sebab pada dasarnya saya mengikuti ini hanya sekedar untuk menambah pengalaman saja. Saya hanya mengikuti arus dan tidak banyak berharap. Kalaupun terpilih ya alhamdulillah, tapi kalaupun tidak juga tetap bersyukur karena saya telah mendapatkan pengalaman sedemikian berharga," imbuh santri yang juga punya keahlian baca kitab kuning, hafal Al Quran, literasi dan master ceremony tersebut.

Yayuk menambahkan duta sendiri adalah sebuah label teladan yang menanggung sebuah amanah besar. Oleh karena itu, ia merasa menjadi duta bukanlah sebuah tujuan yang patut untuk diperebutkan. Sebab sejatinya label duta itu pun merupakan anugerah dari Allah yang didapat melalui ridho lingkungan sekitar yang mendukung kita.

Menjadi duta juga bukanlah jaminan bahwa kita adalah yang terbaik dibanding yang lainnya. Kalaupun label ini menempel, maka ini hanya sebatas bonus dari Allah untuk mempermudah jalan kita dalam berkiprah.

"Tantangannya saya rasa sebagian besar dari kita pasti sudah bisa menebak. Karena event ini bertaraf nasional, maka tantangan dan seleksinya pun begitu ketat," katanya.

Berdasarkan informasi yang Yayuk dapat  dari tim panitia, jumlah para pendaftar pada mulanya hampir mencapai angka 3.000 an peserta. Ternyata yang berhasil mengumpulkan berkas hanyalah 1.379 peserta kemudian akan diseleksi oleh tim penilai.

Dari 1.379 peserta itu diambil 140 peserta untuk maju tahap wawancara. Dari 140 dipilah lagi jadi 70 yang kemudian masuk tahap pitching projects. Dari 70 disortir lagi jadi 28 peserta yang kemudian masuk tahapan karantina dan semifinal. Dari 28 peserta tadi lalu diambil lagi 14 peserta yang lanjut pada babak final.

"Tantangan duta santri ini juga menjadi semakin berat karena para finalis duta santri merupakan orang yang hebat, cerdas, dan mahir, serta memiliki kelebihan di bidang masing-masing. Bahkan saya pun sempat merasa insecure sebab merasa tidak mempunyai kemampuan apa - apa yang patut untuk dibanggakan," bebernya.

Sekedar diketahui, Yayuk sendiri memiliki beragam pengalaman sejak tahun 2015 menjadi guru di MA Plus Al Muhibbin, tahun 2018 menjadi Ketua Pondok Putri dan Dewan Asatidz. Mulai tahun 2020 sampai sekarang dirinya dipercaya menjadi CO Founder dan editor di Lentera Al Muhibbin.

Pengalaman lain yang dimiliki Yayuk yaitu menjadi author in journal Asy Syari'ah UIN SGD Bandung, penulis di Wilwatekta.id, dan delegasi di Seoul Youth Leadership forum 2021.

Sebelum menjadi Juara Umum DSN, prestasi yang telah dimilikinya yakni mahasiswa berprestasi 2021, lulus dengan predikat cumlaude, juara 2 debat bahasa Arab tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2018 dan juara harapan 2 MMQ Provinsi Jawa Timur tahun 2019. [ali/ono]