Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Banyak kalangan awalnya tidak percaya tentang virus Corona yang menyebar di seluruh belahan dunia. Ada anggapan ini adalah konspirasi atau lainnya.
Nyata dan tidaknya corona diceritakan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban, Fahmi Fikroni. Ia satu sampai dua bulan sebelumnya terpapar Covid-19.
Berkat ketekunannya dalam berjuang, pria yang juga Ketua Komisi 1 di DPRD telah sembuh. Melalui media sosialnya hari ini Sabtu (26/12/2020), Roni sapaan akrabnya membagikan tips sembuh dari corona kepada masyarakat.
"Ini pengalaman pribadi saya sebelumnya telah kena corona," ujar Roni ketika dikonfirmasi blokTuban.com.
Di awal corona menyerang, imun Roni turun drastis mengingat aktifitas dan tugas seorang legislatif yang tinggi. Seluruh persendian tubuhnya terasa sakit, berbeda dengan meriang saat sakit flu.
Bila diibaratkan persendian terasa di remas, sehingga rasa sakitnya luar biasa. Gejala lain yang dialami Roni adalah mual-mual yang sering hingga muntah. Apapun makanan yang dikonsumsi seketika dimuntahkan. Ditambah pula diare akut.
Roni menyimpulkan ketika corona menyerang tubuh seseorang bukan Orang Tanpa Gejala (OTG), maka akan sulit berkata-kata. Waktu itu badan sakit semua, sesak napas, muntah, diare, kepala pusing dan sedikit demi sedikit indra penciumannya dan daya perasa hilang.
"Saya sempat drop, bingung dan harus bagaimana. Setelah membaca artikel di media ada petunjuk ketika penciuman hilang, maka harus segera terapi dengan minyak kayu putih," imbuh Ketua FPKB DPRD Tuban.
Dari informasi tersebut, setiap hari Roni minum air hangat ditetesi minyak kayu putih. Dilanjutkan dengan menbuat golongan tisu yang diberi kayu putih, dan dimasukkan hingga pangkal hidung.
Secara otomatis hidung akan bersin-bersin dan menghilangkan lendir. Sama halnya dengan batuk, dan dia bersyukur waktu terpapar corona tidak ada gejala batuk. Kurang lebih tiga hari terapi, penciuman dan rasa berangsur pulih.
Jaga-jaga supaya imun tubuh turun lagi, Roni kemudian mengkonsumsi susu putih murni. Dia diberitahu temannya yang juga terpapar Covid-19.
"Susu putih dicampur madu dua sendok dan dikonsumsi rutin sebelum makan setiap pagi. Karena nafsu makan belum pulih, kemudian mengkonsumsi madu dan lemon terus. Bisa lemon merk apapun, buah segar malah bagus," tambahnya.
Beragam terapi itulah yang membuat tubuh Roni kembali pulih, begitupula nafsu makan. Terakhir ia juga mengkonsumsi air milagros yang kebetulan memiliki Ph tinggi. Tujuannya membersihkan lendir yang ada di dalam tubuh.
Hasil rongsen paru-paru, Roni bersyukur karena tidak ada bercak putih. Hal ini menjafi bukti bahwa tidak ada lendir di organ pernapasan.
Dari pengalaman pribadinya, ia berharap tips yang dibagikan bermanfaat bagi semuanya. Silahkan disebar luaskan tips tersebut ke teman atau tetangga yang terpapar corona.
"Yang paling utama adalah tetap memakai masker dan patuhi protokol kesehatan. Waktu itu saya juga kepikiran apakah saya juga bisa kena virus. Kenyataannya tetap terpapar meskipun selama ini menjaga stamina, dan kebugaran tubuh," terangnya.
Kepada semua warga di Kabupaten Tuban, Roni mengajak untuk selalu memakai masker ketika keluar rumah. Jangan sampai berkerumun dan ikut-ikutan massa, dan bisa menjaga jarak.
Diketahui, Roni telah melakukan tes Rapid sekali dan Swab tiga kali. Hasil tes menunjukkan dirinya harus isolasi mandiri dan beberapa kali tidak ikut agenda kegiatan di DPRD.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban per tanggal 25 Desember 2020, ada 1572 terkonfirmasi positif. Kasus baru 46 orang, sembuh 960 orang, dan meninggal dunia 160 orang. Adapun jumlah pasien yang masih dirawat ada 452 orang.
Kepala Dinkes Tuban, Bambang Priyo Utomo menjelaskan bahwa saat ini penyebaran corona sulit ditentukan per kluster. "Kluster sekarang dimana-mana menyebar di 20 kecamatan di Tuban," sambungnya.
Mantan Kepala Puskesmas Tambakboyo mendapat informasi dari Ketua IDI Jatim DR dr Sutrisno SpOG (K), yang menyebut klaster rumah tangga mendominasi lonjakan kasus Covid-19. Saat ini rumah sakit penuh dan banyak pasien meninggal.
Klaster rumah tangga bisa terjadi jika penghuninya tidak berhati-hati dalam penerapan protokol kesehatan. Pasalnya, saat ini masyarakat sudah banyak yang keluar rumah dan mengabaikan protokol kesehatan.
Sekarang semua orang kluyuran tanpa masker, buka masker, klaster sudah. Semua klaster. Sekarang klaster rumah tangga dan hobi jadi klaster, hobi makan klaster, hobi ngumpul klaster. Selama mereka masih ngumpul lebih dari dua orang ya klaster sudah.
"Ayo disiplin 3M ketika keluar rumah. Jaga kesehatan untuk kebaikan diri sendiri dan orang di sekitar kita," pungkasnya. [ali/ito]
Cerita Anggota DPRD Tuban Terpapar Covid-19 Bagikan Tips Sembuh
5 Comments
1.230x view