Reporter: Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Banyak orang yang mengatakan, hari Jumat adalah hari paling baik dari semua hari, bahkan banyak yang berpendapat bahwa jika berdoa di waktu akhir hari Jumat, maka doa tersebut akan diijabah oleh Allah Swt.
Biasanya pada hari Jumat para masyarakat berbondong-bondong untuk berziarah ke makam keluarganya, terlebih pada hari Jumat Wage. Ketika berziarah mereka memanjatkan doa untuk keluarga yang telah tiada, agar diampuni segala dosa-dosanya dan diterima seluruh amal baiknya ketika di dunia.
Mungkin, karena tradisi ini pula, pemandangan tak biasa menghiasi seluruh jalanan di area pemakaman Islam, Dusun Tanggungan, Desa Plumpang, Kecamatan Plumpang. Di sepanjang jalan tepatnya di depan pemakaman hingga jalan raya menuju Pasar Plumpang, banyak penjual bunga yang membanjiri area tersebut.
Salah satunya Harti (40) ia menjajakan dagangan bunganya untuk para peziarah setiap hari Jum’at Wage diarea pemakaman itu. Biasanya Harti menjual bunga jualannya tersebut seharga Rp5000 per plastiknya.
“Kalau sekarang lagi murah segini Rp5000, kalau pas hari raya gitu bisa sampai Rp20000 per plastiknya,” ungkapnya saat ditemui blokTuban.com pada Jumat (15/10/2021).
Bunga-bunga yang dijualnya tersebut terdiri dari bunga kenanga, bunga mawar, dan juga bunga gading. Selain berjualan diarea pemakaman, wanita asal Gunung Anyar tersebut juga biasa berjualan dipasar ataupun acara-acara manganan yang diadakan oleh setiap desa.
“Kalau ada manganan gitu biasanya juga dagang disitu, kadang juga kalau Kamis di Pasar Bojonegoro sana,” jelasnya.
Ibu dari satu orang putra ini berjualan bunga sekisar 25 tahun lamanya, saat berjualan diarea makam biasanya ia mulai menjajakan dagangannya pagi-pagi buta dan pulang ketika pukul 13.00 WIB.
“Habis Subuh gitu udah mulai dagang, pulangnya ya jam satuan biasanya kalau orang selesai Jumatan kan juga banyak yang beli bunga buat ziarah,” pungkasnya.
Setiap berjualan, Harti biasa membawa dagangan bunganya dari rumah sebanyak 3 kilogram dan membawa pulang uang sebesar Rp300.000 jika seluruh bunganya habis dibeli oleh para peziarah.
“Kalau nggak habis tinggal setengah ya bawa uang Rp150.000, sisa bunganya terus dimasukan kulkas biar nggak layu besoknya buat dijual lagi,” tutupnya. [sav/lis]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published