Kamsiyah, Jualan Jagung Bakar Manis untuk Nyambung Hidup

 

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

 

blokTuban.com- Alun-Alun Tuban ketika sore dan malam hari seketika ramai oleh pedagang yang berjajar-jajar untuk menjajakan jualannya. Ada berbagai kuliner yang bisa dicicipi ketika berkunjung ke alun-alun pada waktu tersebut.

 

Salah satu penjual yang berjualan di Alun-Alun Tuban, tepatnya di depan Kantor Pemda adalah Kamsiyah. Wanita asal Kecamatan Babat tersebut sibuk mengipasi jagung yang dibakarnya di atas arang ketika dikunjungi blokTuban.com pada Jumat (15/10/21). Kamsiyah mulai berjualan jagung bakar sejak 4 tahun yang lalu.

Wanita yang berusia hampir 70 tahun tersebut mengaku tidak punya pekerjaan lain selain berjualan jagung bakar. “Umurnya sudah sepuh, nggak bisa usaha lain,” ujarnya.

 

Setiap pukul 05.00 pagi selepas Subuh, ia setiap harinya mengambil jagung-jagung yang akan dijualnya dari Pasar Baru Tuban, berjalan kaki dari tempat tinggalnya yang berlokasi di depan kantor sosial.

 

“Saya tinggal di rumah suwung depan kantor sosial situ, nggak ngontrak. Tinggal di sana sama Mbahe soalnya nggak ada yang ngerawat di rumah,” imbuhnya.

 

Kamsiyah menjual jagung-jagungnya dengan harga Rp3.000 per satu jagung bakar. Jagung yang dijualnya tidak memiliki aneka pilihan rasa seperti jagung bakar kekinian, hanya rasa jagung bakar asli yang manis dan enak.

 

“Nggak ada bumbunya, ya jagung asli saja,” terangnya.

 

Setiap hari ia membawa satu karung jagung yang siap untuk dibakar dan disajikan kepada para pembelinya. Satu karung jagung yang dibawanya biasanya berisi 50 biji jagung. Meskipun tidak selalu habis setiap berjualan, Ia mengaku harus terus berjualan karena ini adalah satu-satunya sumber penghasilan yang dimilikinya.

 

“Kadang habis, kadang masih separo karung. Laku dua tiga jagung ya tetep jualan, kalau nggak jualan nggak bisa beli beras, nanti nggak bisa makan,” terangnya.

 

Setiap malam minggu Kamsiyah tetap membawa jumlah jagung yang sama meskipun Ia mengaku jagungnya seringkali laris ketika malam minggu. Setiap hari dia membuka lapak sekitar pukul 17.00 5 di depan Kantor Pemda, menunggu para pembeli datang dan biasanya pulang kembali ke rumah setiap pukul 21.00 atau setengah 21.30 malam.

 

“Pokoknya saya jualan terus, PPKM kemarin nggak ada lampunya juga saya jualan, meskipun lakunya hanya sedikit,” pungkasnya. [din/col]