Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Dewan Energi Nasional (DEN) memaparkan capaian dan tahapan strategi transisi energi yang dilakukan Indonesia kepada puluhan perwakilan diplomatik dan organisasi internasional yang berada di Jakarta. Anggota DEN Satya Widya Yudha dalam keterangannya di Jakarta, Kamis mengatakan dalam pertemuan yang berlangsung secara tatap muka dan virtual itu, DEN memperkenalkan dan mendiseminasi informasi kepada perwakilan diplomatik dan organisasi internasional di Jakarta mengenai tugas, fungsi, dan peran dari DEN dalam pengembangan sektor energi Indonesia.
Rapat yang dipimpin Anggota DEN Yusra Khan, dihadiri Anggota DEN Agus Puji Prasetyono, Musri, Satya Widya Yudha, Herman Darnel Ibrahim, Daryatmo Mardiyanto, dan As Natio Lasman, dengan didampingi Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto, perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan DEN Yunus Saefulhak, Kepala Biro Fasilitasi Penanggulangan Krisis dan Pengawasan Energi DEN Mustika Pertiwi.
Perwakilan diplomatik yang hadir secara virtual adalah dari Australia, Azerbaijan, Bangladesh, Brunei Darussalam, Filipina, Jepang, Iran, Korea Selatan, Kuwait, Myanmar, Palestina, Oman, Singapura, Sri Lanka, Syria, Thailand, Turki, Vietnam, Qatar, Yordania, Argentina, Guatemala, Kosta Rika, Meksiko, Peru, Suriname, Uruguay, Venezuela, Denmark, Jerman, Uni Eropa, Rusia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Mesir, Kerajaan Maroko, Mozambik, Nigeria, Somalia, dan Zimbabwe.
Sementara, organisasi internasional yang hadir secara virtual adalah United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF), United Nations Environment Programme (UNEP), United Nations Office for Project Services (UNOPS), Center for International Forestry Research (CIFOR), KfW Development Bank, dan International Committee of the Red Cross (ICRC).
Kepada puluhan perwakilan diplomatik dan organisasi internasional, Anggota DEN Satya Widya Yudha menyampaikan komitmen Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim. "Indonesia akan terus berupaya mengatasi isu-isu terkait akses energi, teknologi cerdas dan bersih, dan pembiayaan di sektor energi sebagai langkah-langkah dalam mendukung pencapaian target Paris Agreement," terang Satya Yudha.
Menurutnya, harus ada perubahan paradigma yang menjadikan energi sebagai modal pembangunan. Selain itu, masih banyak potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia yang belum dikembangkan. Sebagian besar pemanfaatan EBT saat ini berasal dari energi hidro, panas bumi, dan bioenergi.
"Namun, Indonesia tetap optimistis porsi bauran energi nasional dari EBT akan tercapai 23 persen pada 2025," ujarnya.
Dalam konteks pencapaian Net Zero Emission, Satya optimis bisa dicapai lebih cepat setelah penghitungan emisi puncak dapat diperkirakan, dan tentunya ini tdk lepas dari proyeksi pertumbuhan ekonomi dan realitanya ke depan. Kalau rata2 pertumbuhan ekonomi 6% maka emisi puncak diperkirakan tahun 2040-2045 sehingga Net Zero Emission bisa 2060 atau lebih cepat. "Saat ini utk bahan bakar fossil diminta utk berkontribusi dalam penurunan emisi dg berbagai langkah baik menggunakan teknologi CCUS atau ketentuan2 Zero Flaring/Venting," tambahnya.
Sementara itu, Yusra dalam pembukaannya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh perwakilan diplomatik dan organisasi internasional yang hadir. Ia juga menjelaskan tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) Indonesia dan Rencana Strategis (Renstra) DEN periode 2020 sampai 2025.
"Secara nasional, capaian bauran energi masih jauh dari target. Berbagai hal yang perlu diperhatikan adalah konsistensi antara perencanaan dengan realisasinya," ujar Yusra.
Sedangkan, Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto menjelaskan tentang struktur organisasi DEN. Ia juga menyampaikan tugas dan wewenang DEN, tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal (Setjen) DEN serta landasan hukum DEN.