Bantu Warga Terdampak Kekeringan, Ini yang Dilakukan Kapolres Tuban

Reporter : Khoirul Huda

blokTuban.com - Dampak musim kemarau benar-benar dirasakan warga. Utamanya warga yang bermukim di dataran tinggi dan terpelosok. Sebab, sejak beberapa waktu ini, warga sudah mulai krisis air bersih.

Untuk membantu warga memenuhi kebutuhan air bersih, Kapolres Tuban AKBP Darman memimpin anak buahnya mendatangi langsung lokasi terdampak dan menemui warga. Kapolres membawa 40 ribu liter air bersih untuk dibagikan ke warga. Warga juga diberi bantuan beras, Selasa (12/10/2021).

Bantuan itu, merupakan kerjasama Polres Tuban bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Tuban, Palang merah Indonesia (PMI) kabupaten Tuban, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) serta awak media.

Terlihat antrian warga saat pembagian air bersih di Desa Ngandong, Kecamatan Grabagan, sebuah desa di dataran tinggi dan terpencil tempat pembagian air dilakukan. Warga rela mengantri dengan membawa sejumlah jerigen serta ember demi mendapatkan air bersih.

Antusiasme warga dalam menerima pembagian air bersih itu disebabkan sejak beberapa bulan terakhir mereka mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang.

Pemberangkatan truk tangki air bersih untuk didistribusikan dilakukan Kapolres Tuban AKBP Darman. Bahkan Kapolres juga turun langsung untuk mengisian bak air, jerigen atau wadah air lain yang disediakan warga.

“Hari ini kita melaksanakan bakti sosial pembagian sembako dan air bersih. Desa ini posisinya berada di ketinggian yang setiap tahun musim kemarau pasti mengalami kelangkaan air bersih karena sumber airnya yang terbatas,” ucap AKBP Darman.

Sementara itu Kepala desa Ngandong Suiswanto mengatakan, sedikitnya ada 560 Kartu keluarga (KK) yang mengalami dampak dari kekeringan yang melanda tahun ini di desanya.

“Di sini ada sekitar 560 KK yang terdampak kekeringan. Kami beserta warga desa sangat berterima kasih atas bantuan air bersih dari Polres Tuban,” kata  Suiswanto.

Dia menambahkan, sebenarnya ada aliran air dari PDAM, namun karena terkendala listrik akhirnya selama kurang lebih 10 bulan terakhir tidak bisa di fungsikan.

“Tahun kemarin itu ada Hipam namun untuk 10 bulan terakhir tidak bisa beroperasi karenakan listriknya semakin lama semakin tidak kuat. Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari warga harus beli dengan harga 40 ribu per satu meter kubik,’’ ungkapnya.[hud/ono]