Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Pergantian musim penghujan ke musim kemarau pada tahun 2021 berdampak pada sektor pertanian di Kabupaten Tuban. Banyak lahan sawah yang bero atau kering tanpa tanaman karena tidak adanya pasokan air.
Di antaranya area sawah yang kering ada di Desa Sembungrejo, Kecamatan Semanding. Desa tersebut selama ini mengandalkan air di bendungan yang berbatasan dengan Desa Ngino.
Bendungan tersebut selama ini memiliki pasokan air melimpah saat musim penghujan. Sedangkan di kala kemarau kering kerontang dan bendungan tidak mampu mengalirkan air ke sawah melalui saluran irigasi.
Warga Desa Sembungrejo, Wartono (55) mengatakan bahwa bendungan kering diwilayahnya sudah terhitung sejak Juli 2021. Dalam waktu kurun tersebut, petani lokal tidak ada yang berani spekulasi menanam tanaman padi dan kacang.
"Di saat kemarau dan sulit dapat air, tanaman tembakau jadi pilihan petani disini karena salah satu tanaman yang tidak butuh air melimpah," ujar Wartono saat ditemui blokTuban.com di dekat bendungan, Senin (11/10/2021).
Selain tembakau, pantauan di hamparan sawah di wilayah Sembungrejo ada tanaman cabai dan itu pertumbuhannya kurang maksimal. Begitupula tanaman jagung juga mengering, hasil panennya saat kemarau sekarang ini juga tidak bagus.
Wartono menambahkan, saat stok air di bendungan melimpah akan mengalir di tiga desa mulai dari Sembungrejo, Genaharjo dan Penambangan Kecamatan Semanding. Di waktu itulah, beraneka tanaman ditanam oleh petani.
Kekeringan tidak hanya berdampak pada pertanian, penduduk pun di pelosok Tuban juga merasakannya. Di antara yang butuh droping air adalah warga di Kecamatan Parengan dan Grabagan. Di kedua wilayah tersebut, menjadi yang pertama terdampak kekeringan di setiap tahunnya. [ali/ono]