Bulog Salurkan Beras Baru Selama PPKM di Tuban

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Pihak Bulog Sub Divre Bojonegoro langsung merespon temuan beras medium bantuan PPKM kemasan 10 Kilogram yang dinilai tidak layak konsumsi oleh warga di Desa Jadi RT 1 RW 11 Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.

Tim Bulog bersama Pemerintah Desa Jadi pada Sabtu (14/8/2021) siang langsung mendatangi kediaman penerima bantuan, kemudian mengecek kualitas berasnya.

Hendra Kurniawan selaku Wakil Kepala Bulog Sub Divre Bojonegoro mengatakan, laporan beras mediaum bantuan PPKM 2021 yang dilaporkan berbatu dan berkutu ternyata tidak ditemukan oleh tim di lapangan.

"Beras yang kami salurkan ini adalah beras baru yang kami serap dari penggilingan di Tuban," kata Hendra kepada blokTuban.com.

Hendra menambahkan, kerikil tersebut bisa jadi berasal dari gabah yang diolah di penggilingan, dikarenakan penjemuran gabah masih dilakukan di lantai jemur maka potensi kecampur kerikil juga besar. Ditambah beberapa penggilingan kecil belum mempunyai alat distoner.

Pihak Bulog sengaja menyerap beras tidak hanya dari penggilingan besar saja, namun dari penggilingan kecilpun juga diserap. Sehingga kualitas beras bantuan PPKM yang dikeluhkan warga Desa Jadi, bukan karena faktor lama penyimpanan.

"Bila beras bantuan PPKM kualitasnya buruk maka akan langsung diganti," janjinya.

Soal keluhan beras PPKM, diakui Hendra baru muncul di Desa Jadi Semanding. Untuk wilayah lain seperti di Kecamatan Jenu tidak dipersoalkan, meskipun sebelumnya warga menilai beras PPKM lebih baik untuk buwuhan atau hajatan.

"Sudah dibagi dan sudah diterima warga. Kami juga sudah silaturahmi dengan Pak Inggi Socorejo," bebernya.

Sebelumnya dua ibu rumah tangga Desa Jadi bernama Purwani (40) dan Yaswi (42) mengeluhkan buruknya kualitas beras PPKM. Mereka mengurungkan niatnya memasak bantuan beras karena ada batu kerikilnya dan berkutu.

Selama ini, keluarga Purwani tidak tercatat sebagai penerima bantuan apapun dari pemerintah. Baru selama PPKM ini mendapat bantuan beras medium Bulog, meskipun rumahnya hanya berdinding bambu.

“Kalau dimakan jelas tidak enak. Bila tidak diganti lumayan untuk pakan ayam,” tandas Purwani. [ali/sas]