Winarso, Ketua Paguyuban Stroke Tutup Usia

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Innalillahi Wainnailahi Rojiun...... Kabar meninggalnya mas Winarso yang sudah familier bagi masyarakat di Kabupaten Tuban khususnya penderita stoke sangat mengejutkan semua pihak. Pria yang lahir pada 29 Mei 1974 itu sudah tutup usia di RSUD dr. R. Koesma Tuban pada Jumat (25/6/2021) siang.

Informasi yang dihimpun blokTuban.com, Mas Win begitu biasa disapa tidak sadarkan diri pada Kamis (24/6) malam, kemudian dirujuk ke rumah sakit. Setelah dirawat semalam, ia menghembuskan nafas terakhir diusianya ke-47.

Mas Win meninggalkan seorang anak dan empat tahun terakhir mengabdikan diri di Paguyuban Stroke bernama "Obah Sithik Jos". Sejak paguyuban berdiri pada 22 Desember 2016, ia didapuk sebagai ketua.

Paguyuban yang lahir di Desa Magersari, Kecamatan Plumpang ini bukan dibentuk oleh orang sehat dan kuat, namun anggotanya penderita stroke. Diinisiasi oleh pihak Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kecamatan Plumpang karena stroko dianggap salah satu penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia.

Stroke sendiri masuk kategori penyakit tidak menular (PTM). Sedangkan mas Win menderita stroke kisaran tahun 2013, dan semenjak adanya paguyuban ia berangsur pulih dan makin percaya diri.

Fisioterapis Puskesmas Plumpang, Sulistiyo Widodo mengatakan sosok mas Win telah berkontribusi besar bagi paguyuban yang dibentuk untuk merangkul penderita stroke. Tujuannya, agar mereka ada motivasi untuk sembuh, dan juga memotivasi masyarakat melakukan usaha preventif terhadap stroke.

Sulis menambahkan bahwa semua anggota paguyuban awalnya berasal dari penyandang stroke berjumlah puluhan orang. Di paguyuban, tidak hanya terkait pengobatan stroke, namun juga terdapat sarasehan dalam kurun waktu sebulan sekali, serta one day stroke pada setiap Jumat.

“One day stroke itu, kita datangi rumah-rumah penyandang stroke dan tanya tentang asal muasal terkena stroke. Biasanya kita hanya bisa kunjungi 2 rumah,” kata Sulis mengingat perjalanan mas Win dan paguyuban stroke.

Pada dasarnya yang dibutuhkan oleh penyandang stroke adalah semangat untuk sembuh dan harapan. Perlu adanya kesadaran dari penderita dan keluarga bahwa stroke bisa sembuh meski tidak serta merta, karena perlu waktu.

"Penderita stroke merupakan orang berdaya dan jangan dianganggap sebagai beban. Seperti sosok mas Win adalah sosok menginspirasi bagi pasien lain. Semangat untuk sembuh itulah menjadi motivasi adanya fisioterapi stroke gratis," tutupnya. [ali/mu]