Reporter: Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Program Sahabat Pertamina yang diinisiasi oleh Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field, terbukti memberikan dampak positif bagi masyarakat Bojonegoro, khususnya masyarakat yang berada di wilayah Ring 1 Sukowati, yaitu masyarakat Desa Campurejo, Ngampel, dan Sambiroto.
Program yang meliputi beberapa Kegiatan Layanan Kesehatan di antaranya Pemeriksaan dan Pengobatan Masyarakat, Keluarga Binaan, dan Mobil Layanan Kesehatan ini mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar.
Seperti halnya yang dirasakan oleh Gamini (48), warga Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, ia mengaku merasa terbantu dengan adanya progam Sahabat Pertamina tersebut. Sebab dengan adanya progam itu, ia merasa lebih terbantu.
Perempuat yang sehari hari bekerja sebagai pedagang semangka dan nasi keliling ini, menderita penyakit linu pada lutunya sudah sekitar 3 tahun. Namun, semenjak adanya progam Sahabat Pertamina, ia tahu apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya.
"Kegiatan saya setiap hari kan berjualan keliling dengan menggunakan sepeda ontel di wilayah Kecamatan Bojonegoro dan Kapas. Sehingga mudah lelah dan pegal, lantaran kalau dihitung setiap harinya bisa menempuh jarak 30 km lebih dengan berat dagangan sebesar 80 kg," ukarnya, Rabu (31/3/2021).
Jika penyakit linunya kumat, ibu enam anak ini harus libur berjualan sampai 3 hari, bahkan bisa sampai satu minggu. Padahal Gamini juga merupakan tulang punggung keluarga, disamping suaminya Sukidi (71) yang berprofesi sebagai seorang petani dan juga memilik penyakit encok.
Dengan adanya progam sahabat Pertamina, Gamini merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field karena telah menghadirkan Program Sahabat Pertamina. Begitu banyak manfaat yang telah ia rasakan bersama keluarganya.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pertamina yang sudah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kecil seperti saya,” kata Gamini.
Bukan hanya itu, selama dirinya dan keluarga masuk dalam kelompok binaan Sahabat Pertamina, dirinya tidak pernah merasakan kendala yang berarti, bahkan mendapatkan pemahaman baru terkait bagaimana cara hidup sehat. Disisi lain juga mendapatkan pelayanan yang optimal selama dirinya dan keluarga berobat.
“Pelayanannya sangat baik, apalagi tim dari Sahabat Pertamina bisa dipanggil kerumah kapan pun dan saya juga bisa mengetahui bagaimana cara mengatasinya,” ungkapnya dengan syukur.
Sementara itu salah satu anggota dari Sahabat Pertamina, Ahmad Fandhi Zwageri menjelaskan, bahwa kebanyakan masyarakat yang ia tangani bersama para tim, memiliki penyakit Hipertensi, Mag dan Ostioporosis. Penyakit tersebut, menurutnya memang lazim dideritan oleh masyarakat walaupun salah satu penyebabnya adalah faktor usia.
"Memang tiga penyakit itu yang sering kita jumpai, selain faktor usia, penyebab lainya adalah faktor masih minimnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diterapkan oleh masyarakat dan masyarakat lebih cenderung tidak menghiraukan hal ini," jelasnya kepada blokBojonegoro.com.
Lebih lanjut, Tim Sahabat Pertamina juga memberikan sebuah edukasi dan pemahaman bagai mana cara mengatasinya. Seperti halnya penyakit Hipertensi (Darah Tinggi) yang salah satunya disebabkan oleh pengonsumsian makanan berlemak dan terlalu asin, sehingga menyebabkan metabolisme menurun dan menyebabkan pencernaan kurang maksimal.
"Untuk pencegahan ataupun cara mengobatinya hipertensi, bisa dengan mengkonsumsi buah yang banyak. Sedangkan, penyakit mag dan Ostioporosis bisa diatasi dengan memakan makanan yang halus dan memakan makanan yang mengandung zat besi, seperti sayur-sayuran hijau," terangnya.
Fandhi juga mengatakan, ada beberapa kegiatan tambahan seperti pendampingan warga desa ke fasilitas kesehatan sekitar yang memerlukan transportasi Mobil Layanan Kesehatan, membantu kegiatan posyandu balita maupun lansia yang digelar di Desa, dan juga membantu tenaga medis Polindes ketika melakukan pemberian imunisasi kepada anak-anak balita sampai remaja.
"Selain membantu desa, kita juga memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat terkait kesehatan, agar masyarakat lebih faham terkait penyebab penyakit dan cara mentasinya," tutup Fandhi. [din/mu]