Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Memiliki sebuah bisnis kuliner, entah itu kedai ataupun kafe bisa menjadi peluang peningkatan ekonomi pribadi. Selain itu, kafe bisa juga dimanfaatkan menjadi sarana penyalur ekspresi, bakat, dan hobi para pemuda dan masyarakat sekitar. Demikianlah yang dilakukan Abdul Khafid.
Pemuda desa berusia 26 tahun ini punya cara tersendiri supaya usaha rintisan kulinernya bisa bermanfaat untuk kalangan luas. Ia membangun sebuah kafe bertajuk pusat inkubator. Berbagai hobi, seni, pendidikan, bahkan kewirausahaan juga dipikirkan olehnya.
Ada beberapa gubuk beratap daun aren tua, serta bangunan kayu menjadi properti pelengkap. Bangunan yang berdiri sejak Mei 2019 lalu itu diberi nama Kuakui Kafe. Letaknya di Dusun Randupagir, Desa Pekuwon, Kecamatan Rengel. Meskipun letak kafe di pelosok desa, tapi tempat ini mampu menjadi daya tarik pengunjung dari luar kota bahkan sampai manca.
Selain menu makanan dan minuman semi tradisional, pengunjung yang datang bakal disuguhi view bangunan yang menarik dan kegiatan-kegiatan kolaborasi dari berbagai komunitas. Seperti live music, musikalisasi puisi, dongeng, serta talk show yang mendatangkan bintang tamu lokal hingga mancanegara.
"Awalnya sih prihatin melihat hampir seluruh pemuda di desa menghabiskan watu untuk nongkrong di warkop atau cafe dan minimnya materi pendidikan skill di desa ini," ungkap Khafid saat dijumpai blokTuban.com di area Kuakui Kafe Dusun Randupagir.
Berawal dari keprihatinan karena di dusun kelahiranya itu, terlintaslah pikiran untuk mendirikan kafe. Untuk memberikan edukasi lewat nongkrong yang berkonsep koneksi lingkungan yaitu kafe yang menjadi wadah dari berbagai komunitas dan berbagai hobi.
View bangunan sengaja dibuat menarik dan istagramable, desain yang memadukan material kayu, batu, dan tumbuh-tumbuhan guna menciptakan suasana yang rileks khas pedesaan. Mahasiswa Arsitektur sekaligus fotografer ini memfasilitasi alat musik bagi pengunjung yang ingin mengekspresikan hobi musik atau komunitas-komunitas yang ingin mengadakan acara seperti kemudian talkshow kepemudaan, dan bimtek.
"Pemberdayaan masyarakat seperti kerajinan dari pelepah pisang, perpustakaan, musik, tari, pelatihan desain grafis dan kursus Bahasa Inggris sudah berjalan. Selebihnya nanti kita programkan giat lainnya," lengkap pemuda yang saat ini baru saja menekuni geliat peternakan sapi itu, Minggu (14/2/2021).
Adapun komunitas yang sudah berkolaborasi antara dengannya antara lain Tuban Creative Hub, RTIK Tuban, Anak Desa Bisa, D’anyam, KFI, Sugar Glider, Musang, Tuban Reptile, Pak e D'bok, Dongeng dan Gerakan Mahasiswa Rengel. [feb/col]