Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Proyek jalan lingkar Kabupaten Tuban menjadi salah satu fokus yang diperjuangkan Ratna Juwita Sari, anggota DPR RI - Fraksi PKB. Dia meminta Pemerintah Pusat supaya membiayai proyek ini dengan APBN, Kamis (23/7/2020).
Dalam kurun dua tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban harus merogoh APBD cukup dalam untuk membangun Jalan Lingkar. Semula proyek jalan tersebut wewenang nasional, tapi dukungan APBN hingga 2020 tak kunjung datang.
"Kami terus desak dan upayakan supaya APBN berpihak untuk jalan lingkar," terang Ratna Juwita disela peringatan Harlah PKB Ke-22 di Tuban.
Selain jalan lingkar, Ratna Juwita juga berupaya adanya tol laut menyongsong proyek Kilang GRR Tuban Pertamina di Kecamatan Jenu. Kabupaten Tuban harus memiliki tol, karena kondisi jalan tidak mampu menopang beban kendaaan proyek multinasional.
Diketahui, pada tahun 2019 pembangunan jalan lingkar mencapai 6,1 kilometer yang terbagi menjadi 3 paket dan diselesaikan akhir tahun.
Dikerjakan oleh tiga kontraktor yaitu, PT. Telaga Pasir Kuta asal Bandung dengan nilai Rp16 miliar, PT. Tectonia Grandis asal Surabaya dan PT. Sugih Waras Jaya masing-masing Rp15,5 miliar. Total nilai Rp47 miliar dari nilai pagu Rp68 miliar.
Panjang JLS Tuban mencapai 19 kilometer. Dimulai dari pertigaan Desa Tunah, tembus Kowang, hingga Penambangan, Kecamatan Semanding. Dilanjut Desa Sugiharjo, Kembangbilo dan Mondokan, Kecamatan Tuban.
Yang menarik dalam lelang jalan lingkar tahun 2020, ada dua wajah kontraktor lama yang konsisten memenangi lelang pada tahun 2019 dan 2020. Ialah PT. Sugih Waras Jaya asal Tuban dan PT. Tectonia Grandis asal Surabaya. Keduanya kokoh dan tak tergantikan mendapatkan proyek di atas Rp20 miliar di Tuban.
PT. Sugih Waras Jaya menang lelang di pembangunan jalan lingkar paket 1 (Jarum-Tegalagung) dengan nilai HPS Rp25,3 miliar dan ditawar Rp18,7 miliar dan deal saat negosiasi Rp18,6 miliar.
Di lelang paket II (Tegalagung-Kembangbilo) dimenangi PT. Asri Jaya Putra Perkasa asal Jombang. Nilai HPS paket ini sebesar Rp20,4 miliar ditawar Rp14,4 miliar dan deal negosiasi Rp14,4 miliar.
Sementara PT. Tectonia Grandis menggarap paket III (Kembangbilo-Bogorejo), dengan nilai HPS Rp25,4 miliar ditawar Rp20,2 miliar dan deal negosiasi Rp20,2 miliar. [ali/col]