Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Fahmi Fikroni, Ketua Komisi 1 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban, mendesak Pengurus Klenteng Kwan Sing Bio terbuka dan segera membantu proses penyelidikan runtuhnya patung raksasa setinggi 30,4 meter hari ini pukul 10.15 WIB, Kamis (16/4/2020).
Keterbukaan ini sangat penting supaya tidak menjadi isu liar. Sekaligus masyarakat lekas mendapat informasi utuh soal musibah ini.
"Kami mendorong pengurus Klenteng segera terbuka kepada Pemkab, TNI/Polri dan media soal runtuhnya patung Kongco ini," terang Fahmi Fikroni kepada blokTuban.com.
Pria yang juga Ketua Fraksi PKB DPRD ini, meminta penyelidikan runtuhnya patung tertinggi di Asia Tenggara ini segera dilakukan oleh petugas.
Karena patung yang dibangun pada September 2016, dan menelan biaya Rp2,5 miliar sumbangan dari keluarga Hindarto Lie Suk Chen Surabaya.
"Beruntung patung ini hanya runtuh. Jika sampai roboh tentu membahayakan warga sekitarnya," imbuh Ketua Satgas Covid-19 PKB Tuban itu.
Sementara itu, Kapolsek Tuban, AKP M. Geng Wahono belum bisa memastikan penyebab runtuhnya pada pada pukul 10.15 Wib ini. Informasi awal tidak ada korban jiwa dari insiden ini.
"Kami belum bisa masuk ke dalam klenteng. Komunikasi dengan pengurus juga masih sulit," ungkapnya.
Sampai berita ini ditulis, belum ada perwakilan Pengurus Klenteng yang bersedia jumpa pers perihal musibah ini.
Diketahui, patung jenderal perang berwajah merah ini dari zaman tiga negara di daratan China. Kongco Kwan Sing Tee Koen bernama asli Guan Yunchang atau Kwan Yintiang. Dikenal sebagai Guan Yu, Kwan Kong, Guan Gong atau Kwan Ie.
Guan Yu lahir di Kabupaten Jie, wilayah Hedong yang sekarang bernama Kota Yuncheng, Provinsi Shanxi). Guan Yu merupakan jenderal utama Negara Shu Han.
Dalam novel Kisah Tiga Negara, disebutkan Guan Yu digambarkan sosok yang tangguh dan pemberani.
Pada masa pemberontakan Sorban Kuning tahun 188, dia bersama Liu Bei dan Zhang Fei berjuang membela negara dan mengembalikan ketentraman di China.
Namanya mulai harum di seluruh dataran Tiongkok setelah berhasil mengalahkan pasukan Kekaisaran Wei di bawah Pimpinan Raja Cao Cao. [ali/col]