Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Pemandangan unik terlihat di tepi Sungai Mangunjoyo Kelurahan Karangsari, Kecamatan/Kabupaten Tuban. Ada ratusan botol air mineral bekas berjajar membentuk tangkis sungai di tengah kota, Kamis (16/4/2020).
Limbah botol tersebut terisi potongan plastik ukuran kecil, kemudian dipadatkan. Namanya ecobrick dan dimanfaatkan nelayan sebagai pengganti batu bata.
"Pemasangan ecobrick ini baru berjalan dua hari. Rencananya botol-botol ini akan dipasang seperti pondasi sepanjang 200 meter," terang Ketua RT.02/RW.01 Karangsari, Joko Nuratno Widodo kepada blokTuban.com.
Widodo memastikan, ecobrick ini ramah lingkungan. Secara teknis pemasangannya, botol satu dengan lainnya diikat kemudian ditutup semen sampai tidak nampak dari luar.
Inovasi ini dilakukan, karena banyaknya tumpukan sampah di sepanjang sungai dan pantai kawasan Kota. Daripada menggunakan batu bata, ecobrick menjadi jawaban untuk mengurangi sampah plastik yang tak bisa diurai.
"Untuk membangun tangkis 200 meter kami butuh sekitar 10.000 botol ecobrik dan dalam pengumpulannya juga kerjasama dengan sekolah adiwiyata di Tuban," imbuh aktifis lingkungan ini.
Pembuatan tangkis dari ecobrick ini merupakan hasil swadaya nelayan dan bantuan, PT. Semen Indonesia dan pihak lain yang peduli sampah. Langkah awal ini sebagai upaya nelayan memiliki fasilitas umum, yang dilengkapi bengkel perahu, taman, hingga ruang terbuka hijau.
Diketahui sejak tahun 2014, warga nelayan Karangsari khususnya RT.02 bergotong royong menarik sampah yang mengendap di dasar sungai untuk pelebaran lahan di utara kampung. Hasilnya terlihat berdiri MCK, Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Komunal, dan fasilitas lain.
Sedangkan tahun 2018, RT.02 ini juga didaulat sebagai kampung sejuta warna pertama di Kabupaten. Image kumuh berangsur berkurang, dan dijawab oleh nelayan dengan cara bergotong-royong. [ali/rom]