Reporter: Ali Imron
blokTuban.com - Belum genap berusia 4 tahun, patung Kongco Kwan Sing Tee Koen di Klenteng Kwan Sing Bio di Kabupaten Tuban kini tersisa nama besarnya. Patung raksasa tertinggi di Asia Tenggara itu runtuh pada Kamis (16/4/2020).
Data yang ada dipondasi patung tertulis patung sumbangan keluarga Hindarto Lie Suk Chen Surabaya. Sedangkan di bawahnya tertulis 'design by' (Koh Po) Hadi Purnomo dan Ir Djuli Kurniawan.
Keberadaan patung raksasa yang mulai dibangun sejak September 2016 itu, menghabiskan dana tak kurang dari Rp2,5 miliar.
Patung jenderal perang berwajah merah dari zaman tiga negara di daratan China. Kongco Kwan Sing Tee Koen bernama asli Guan Yunchang atau Kwan Yintiang. Dikenal sebagai Guan Yu, Kwan Kong, Guan Gong atau Kwan Ie.
Guan Yu lahir di Kabupaten Jie, wilayah Hedong yang sekarang bernama Kota Yuncheng, Provinsi Shanxi). Guan Yu merupakan jenderal utama Negara Shu Han.
Dalam novel Kisah Tiga Negara, disebutkan Guan Yu digambarkan sosok yang tangguh dan pemberani.
Pada masa pemberontakan Sorban Kuning tahun 188, dia bersama Liu Bei dan Zhang Fei berjuang membela negara dan mengembalikan ketentraman di China.
Namanya mulai harum di seluruh dataran Tiongkok setelah berhasil mengalahkan pasukan Kekaisaran Wei di bawah Pimpinan Raja Cao Cao.
Guan Yu merupakan simbol Dewa Keadilan, bukan panglima perang. Ada dua makna yang melekat dalam Guan Yu; kesetiaan dan bijaksana. Sekaligus simbol Dewa Keadilan yang dipercaya umat Konghucu.
Warga Konghucu begitu menghormati sosok Guan Yu. Oleh sebab itulah dibangun patung setinggi 30 meter di sisi selatan parkiran Klenteng Kwan Sing Bio, dengan anggaran mencapai Rp2,5 miliar.
Dalam insiden runtuhnya patung raksasa ini, Kapolsek Tuban, AKP M. Geng Wahono belum bisa memastikan penyebab runtuhnya pada pada pukul 10.15 Wib ini. Informasi awal tidak ada korban jiwa dari insiden ini.
"Kami belum bisa masuk ke dalam klenteng. Komunikasi dengan pengurus juga masih sulit," tutupnya. [ali/col]