Reporter: Nidya Marfis
blokTuban.com - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban, adakan sarasehan politik meneropong pemimpin Tuban dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 di Gedung Rektorat lantai 2 Unirow.
Turut hadir dalam kegiatan ini sebagai pemateri, kepala Dinas ESDM Jawa Timur (Jatim), anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban dan ketua Karang Taruna Jatim.
Wakil Rektor 1 Unirow, Marlin mengatakan, Kegiatan sarasehan politik ini bukan ajang kampanye Pilkada tahu 2020 mendatang, tetapi di unirow mempunyai prodi ilmu politik. Untuk itu ia berharap kepada mahasiswa bisa meneropong pemimpin Tuban dalam pilkada 2020 dan Bupati seperti apa yang di inginkan khusus, untuk seluruh mahasiswa Unirow.
"Unirow telah berkiprah untuk memberikan pendidikan politik kepada seluruh mahasiswanya,"ungkap Warli. Sabtu, (19/10/2019)
Kepala Dinas ESDM Jatim, Setiajid mengatakan, beberapa dekade terahkir ini Tuban mengalami penurunan yang sangat luar biasa berdasarkan data dari 20 kecamatan dan 311 desa, 17 kelurahan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) relatif rendah dari daerah lainnya.
"Berdasrkan data Tuban hanya 67,43 persen sedangkan, di Bojonegoro 67,85 persen dan di Gresik 75 persen,"ungkap Setiajid.
Lebih lanjut, apabila dilihat dari usia harapan hidup sebab, IPM terdiri usia harapan hidup, kemiskinan, pendidikan dan seberapa lama jangka waktu bersekolah. Berdasarkan data usia harapan hidup di Tuban hanya 71,01 persen, Bojonegoro 71.07 persen, di Lamongan 72,04 persen dan di Gersik 72,06 persen.
"Sedangkan berdasrkan data di tahun 2018 rata - rata lama sekolah di Tuban 6,52 persen, hal tersebut berbanding lurus dengan IPM,"ungkapnya.
Sedangkan, berdasarkan angka kemiskinan di Tuban pada tahun 2018 mencapai 16,87 persen di Lamongan angka kemiskinan berjumlah 14,42 persen, di Bojonegoro berjumlah 14,34 persen dan di Gersik 12,08 persen.
"Artinya Tuban paling tinggi diantara sekitarnya dan menjadi urutannya paling bawah se Jatim, hal tersebut memang benar,"imbuhnya
Ia menjelaskan, kemungkinan hal tersebut disebabkan, ada kurangnya kepemimpinan yang visioner. Sebab, berdasarkan teori di negara yang berkembang, negara dapat maju atau tidaknya 60 persen dipengaruhi oleh leadership, juga kurangnya sinergi dan minimnya kebijakan pemberdayaan anggran yang pro rakyat.
"Ini berdasarkan teori,"tuturnya.
Padahal perlu diketahui, di Tuban memiliki hasil pertanian yang luar biasa kualitasnya mulai dari jangun samapai padi, memilik laut, sumber daya alam yang melipah khusus dipertambangan, pariwisata yang sangat banyak dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat luar biasa. Sebab, banyak warga Tuban yang menjadi pemimpin dan yang ia harapkan, Kabupaten Tuban bisa menjadi unggul, sejahtera dan berkeadilan.
"Kalau sudah seperti itu, nantinya bisa bergerak bersama - sama,"imbuhnya.
Menurut penuturan, Anggota DPRD Tuban, Tri Astutik mengatakan, berharap untuk kedepan banyak mahasiswa Unirow khusus, perempuan untuk berani berkiprah kedalam politik. Karena, dengan berkiprah didalam politik bisa ikut secara langsung untuk mengambil kebijakan - kebijakan yang pro terhadap perempuan.
"Saya ingin memacu perempuan - perempuan Unirow untuk berani berkiprah kepolitik,"ungkap anggota DPRD dari fraksi Gerindra.
Sedangkan, Ketua Karang Taruna Jatim, Agus Maimun mengatakan, forum - forum seperti ini perlu sering digelar samapai nanti waktunya kampanye sebab, Fakultas Fisip jangan samapai menjadi catatan sejarah di Tuban karena, tidak pernah menampilkan sosok atau pemimpin itu dari sisi gagasan.
"Forum seperti ini sangat perlu dikembangkan, dan tidak hanya kami bertiga bisa siapa pun yang menjadi narasumbernya,"ungkap Agus.
Ia menambahkan, sadaran utama masyarakat Tuban ada pada Unirow sebab, Unirow yang nantinya mensuplai hal - hal yang sifatnya SDM, bahkan kedepannya Unirow harus aktif dalam perencanaan.
"Karena kajian mengenai kebijakan publik, saya kira Fisip masih ikut terlibat,"ungkapnya.
Lanjut Agus, hari ini sebenarnya menjadi ajang untuk semuanya, kira - kira untuk bakal calon pemimpin Tuban selanjutnya sudah pantas apa belum. Dan yang perlu digaris bawahi para pemimpin Tuban tidak hanya ditawarkan hal - hal yang terkait rasional saja.
"Pertanyaan seperti itu wajar, tapi kalau menjadi pertanyaan satu - satunya mahasiswa harus kritis,"tuturnya
Sebab, ruang - ruang publik seperti ini harusnya menjadi tempat adu gagasan untuk Tuban kedepannya.
"Pemimpin Tuban tidak boleh hanya, berbicara mengenai background, identitas tapi harus ditarik menjadi sebuah pemimpin yang mempunyai gagasan,"tandasnya. [nid/ito]