Peresensi: Aliya Nur Azizah*
Buku “Untuk Apa Shalat” ini membahas tentang kegunaan shalat serta pentingnya mendirikan shalat. Banyak sekali orang yang mendirikan shalat karena mengikuti orang lain yang shalat atau karena nasab yang memang sudah seorang mukmin yang mendirikan shalat karena mengikuti nasab terdahulu. Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab serta shalat menjadi pertimbangan dari amalan yang lain. Jadi, jika shalatnya seorang mukmin baik maka baik pula amalan yang lainnya, namun jika shalat seorang mukmin buruk maka buruk pula amalan yang lain. Shalat juga sebagai sarana penghapus kesalahan dan dosa. Berikut ini merupakan keutamaan dari shalat :
Shalat menjauhkan dari kemungkaran
Namun pada kenyataannya, mengapa di negeri Indonesia yang merupakan nergara mayoritas muslim terbesar didunia masih banyak perbuatan keji? Banyak pemerkosaan, penbunuhan, korupsi, riba, pergualan bebas. Mungkinkah Allah ingkar janji? Ataukah shalat kita yang salah? Jawabannya ada pada Q.S Al-Ma’uun : 4-6. Diayat tersebut dijelaskan bahwa Allah membenci orang yang lalai dalam shalatnya dan orang-orang yang berbuat riya’. Selain itu, kekhusyu’an juga menjadi persyaratan yang wajib dipenuhi untuk mencegah kemungkaran. Khusyu’ yang dimaksud disini adalah melakukan shalat dengan keyakinan adanya hari akhir, hari berbangkit, serta hari pembalasan.
Shalat mengembalikan jiwa muslim sejati
Salah satu ciri muslim sejati adalah jeli dengan peluang yang ada. Contoh peluang (terkabulnya do’a) antara lain :
• Do’a pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu
• Do’a yang diucapkan antara azan dan iqamat
• Do’a yang dipanjatkan pada sepertiga malam hari hingga tiba waktu fajar (shubuh)
1. Shalat berjamaah membangun rumah di surga
Kewajiban Shalat berjamaah terdapat pada Q.S Al-Baqarah ayat 43 dan Q.S An-Nisaa ayat 102. Pada surat An-Nisaa ayat 102 dijelaskan bahwa Allah mewajibkan shalat berjamaah bagi kaum muslimin dalam keadaan perang. Hikmah shalat berjamaah antara lain :
• Akan timbul sesama muslim yang saling kenal dan saling membantu dalam kebaikan, ketaqwaan, dan saling berwasiat dengan kebenaran dan kesabaran.
• Saling memberi dorongan kepada orang lain yang meninggalkannya dan memberi pengajaran kepada yang tidak tahu
• Menumbuhkan rasa membenci kemunafikan
• Memperlihatkan syiar-syiar Allah ditengah-tengah hambanya
• Sarana dakwah lewat kata-kata dan perbuatan
Shalat menyelamatkan dari bala
Sudah merupakan sunnatullah bahwa setiap kehidupan manusia tidak luput dari cobaan, bencana dan musibah seperti yang terdapat pada Q.S Al-Baqarah ayat 155. Namun, seorang mukmin yang mendirikan shalat diberi jiwa sabar sehingga tidak akan merasa kesedihan yang berlebihan. Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah terdapat beberapa isyarat dan petunjuk yang menyelamatkan dari bencana dan musibah, antara lain :
• Istighfar dan taubat
• Meningkatkan iman dan taqwa
• Mensyukuri nikmat Allah dan menjauhi kufur nikmat Allah
• Menjauhkan diri dari hedoisme (mengejar kemewahan duniawi dan hidup glamour)
• Menegakkan amar makruf
• Mencegah kemungkaran
Shalat menumbuhkan semangat baru
Shalat sebuah puncak kesempurnaan ibadah
• Keutamaan adzan :
“Tiada makhluk apa pun, manusia, jin atau lainnya yang mendengar seruan muazin kecuali ia pasti menjadi saksi bagi si muadzin pada Hari Kiamat” (HR. Bukhari Muslim dan Nasa’i).
“Tangan Allah Yang Maha Pengasih selalu di atas kepala seorang muadzin sampai ia selesai adzan.” (HR. Tabrani dalam Al Auzath).
• Keutamaan menyempurnakan rukun-rukun shalat
Rasulullah Saw, bersabda:
“Perumpamaan shalat fardhu adalah neraca. Barang siapa mencukupkannya, akan menerima takaran (pahala) yang cukup pula.”
• Keutamaan shalat berjamaah
Rasulullah Saw. bersabda:
“shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat” (HR. Malik, Ahmad Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i).
• Keutamaan sujud
Baginda Rasulullah bersabda:
“Tak seorang muslim pun bersujud untuk Allah swt. melainkan pasti Ia meningkatkan kedudukannya satu derajat dan menggugurkannya satu dosa kejahatan”(HR.Ibnu Majah)
• Keutamaan Khusyu’
Penjelasan tentang kekhusyu’an ini dijelaskan dalam Q.S Thahaa ayat 14 dan Q.S An-Nisaa ayat 43.
~Taubatlah sebelum dan sesudah shalat~
Buku “Untuk Apa Shalat?” ini merupakan buku yang sangat menarik. Didalamnya terdapat hikmah-hikmah serta seruan untuk mendirikan shalat. Tak hanya itu, didalam buku ini juga terdapat tata cara melaksanakan shalat. Bahasa yang digunakan juga merupakan bahasa yang ringan dan tidak memberatkan bagi pembaca. Sayangnya, buku ini tidak dilengkapi dengan biodata penulis. Selain itu, buku ini tidak terlalu lengkap, seperti penjelasan tentang shalat berjamaah untuk muslimah.
Identitas Buku
Judul : Untuk Apa Shalat?
Penulis : Abu Iqbal Al Mutawakkil
Editor : Agus Tri Laksono
Desain sampul : Al Faruq
Penata isi : Agus Tri Laksono
Penerbit : Mumtaz
Tahun terbit : 2011
ISBN : 978-602-99785-8-2
*Mahasiswa STIKes ICSada, anggota LPM Kampus Ungu