Air Tak Lancar, UPK PDAM Grabagan Klaim Faktor Alam

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Problem penyaluran air bersih untuk tiga desa di wilayah Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban, oleh Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Perusahaan Daerah Air Mineral (PDAM) Kecamatan Grabagan karena ada faktor alam.

Hal tersebut diutarakan langsung oleh Parno, selaku Kepala UPT PDAM ‎Kecamatan Grabagan dalam kesempatannya ditemui blokTuban.com, Jumat (29/6/2018). Dari penuturannya, penurunan debit air pada lokasi utama sudah terasa dari akhir ramadan lalu atau pertengahan Juni.

Dari pompa utama yang mengelola 4 titik sumber air yang biasanya di musim penghujan bisa mengalirkan air sampai 30 putaran tiap harinya, saat ini hanya mampu 3 sampai 4 putaran dan hanya berfungsi sekitar 10% pada saat musim kemarau ini.

"Mau tak mau harus bergantian‎ jadwal. Sebab faktor kondisi alam, baik sumber yang mengecil, juga aliran sumber yang mengerak‎," ungkap Parno.

Keempat sumber terdekat sekitar pengelolaan air perlahan menyusut.‎ Akibatnya, tiga desa yang dilayani PDAM wilayah tersebut, meliputi Desa Ngandong, Grabagan dan Desa Gesikan harus rela menunggu bergantian untuk merasakan aliran air.

Dijelaskannya, debet sumber air yang normal bisa menyalur satu wilayah blok atau desa tanpa hambatan. Seperti Desa Ngandong yang merupakan wilayah paling landai, sekali dibuka air bakal deras mengalir ke rumah-rumah penduduk.

Berbeda dengan wilayah yang jauh dari jangkauan. Dalam hal ini, tempat yang berada di dataran tinggi memiliki aliran yang minim. Sebab kondisi tersebut, pengelola menerapkan‎ sistem pembagian wilayah blok.

"Kadang dua hari sekali, kadang tiga hari sekali. Tergantung kapasitas air dan perbaikan wilayah yang memungkinkan. Antisipasi kita seperti itu," tambahnya.

Pihak PDAM selalu mengupayakan sumber air yang dikelola mencukupi kebutuhan warga. Anehnya, sempat di wilayah kecamatan lain terjadi hujan yang dengan intensitas cukup deras, di Grabagan malah sebaliknya.

Adapun hujan sekedip mata yang tak mapu membasahi pelataran rumah warga, malah menjadikan sumber menurun.‎ "Kalau gak betul-betul hujan lebat, air tak bisa menyimpan ke sumberan," katanya lagi.

Dari semua itu, pihaknya selalu mengupayakan yang terbaik dengan pelayanan‎ siaga 24 jam jika sewaktu-waktu terjadi problem lapangan.

"Ada komplain dari warga itu wajar, sebab pelanggan butuh air sewaktu-waktu. Kita selalu upayakan siaga 24 jam untuk pelayanan," tukasnya. [feb/mu]