Oleh: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Ahli fisika dari Jerman dan Amerika Serikat 1879-1955, Albert Einstein pernah berkata, Wer es in kleinen Dingen mit der Wahrheit nicht ernst nimmt, dem kann man auch in grossen Dingen nicht vertrauen. (Barangsiapa yang ceroboh akan kebenaran dalam hal-hal kecil, maka ia tak bisa dipercaya menangani hal-hal penting).(Sumber: New Outlook: Middle East Monthly 1957).
Pepatah di atas mengawali kajian kitab klasik Idhotun Nasyi'in hari ini, Kamis (24/5/2018). Di bab VIII ini, bT (sebutan blokTuban.com) mengajak blokers atau pembaca setia bT, untuk mengkaji sifat bertindak tanpa perhitungan atau ceroboh.
Jika sifat licik atau pengecut merupakan perangai yang hina dan cacat yang luar biasa bagi orang yang terjangkit oleh sifat tersebut, maka tindak tanpa berfikir atau ceroboh tidak kalah hina dari sifat licik.
Sebab, dalam dua tingkah laku itu terdapat unsur yang membahayakan secara langsung terhadap umat manusia.
Kelicikan dalam semua pekerjaan menyebabkan kegagalan. Sedangkan, kecerobohan melakukan pekerjaan sebelum diperhitungkan secara mendalam, merupakan sebab ketidakberhasilan pula.
Tidak jarang, kita temui kelompok orang yang bersemangat bekerja keras mengurus berbagai persoalan, tetapi tidak lama kemudian mereka kembali tanpa membawa hasil alias rugi.
Mereka gagal dalam pekerjaan yang telah mereka kerjakan tanpa pikir panjang itu. Tidak lama kemudian, cita-cita mereka membeku.
Apa rahasia di balik semua yang terjadi itu?
Sesungguhnya rahasia dari semua kejadian tersebut, jelas dan tampak bagi setiap orang yang berpikir. Sebenarnya, setiap pekerjaan dari berbagai pekerjaan itu di antaranya ada yang memungkinkan bisa mencapai keberhasilannya dan ada yang tidak.
Orang yang berakal adalah orang yang mempertimbangkan pekerjaan yang akan dikerjakan sebelum menanganinya. Apabila dia melihat bahwa pekerjaan itu dapat diupayakan berhasil, maka dia memusatkan perhatiannya pada pekerjaan itu.
Lalu ia memulai mengerjakannya dengan semangat. Tetapi, apabila dia memperhitungkan bahwa pekerjaan yang akan ditanganinya tidak membawa hasil, maka dia tidak mau menyia-nyiakan waktu terbuang sia-sia dalam mengerjakannya.
Kecerobohan adalah membahayakan. Ia seperti sifat licik. Keduanya sama-sama tidak menghasilkan keuntungan, atau keduanya merupakan sifat penyebab kegagalan.
Apabila blokers melihat orang yang menyimpang dari tujuan yang benar kemudian mengikuti jalan yang tidak benar. Engkau terlambat memberi petunjuk, atau takut memulai memberi nasehat kepadanya, maka orang tersebut pasti terus berada dalam kesesatan.
Begitu pula apabila engkau ingin menasehati orang itu dengan keras, atau mencegahnya secara kasar, maka dia tidak akan mendengarkan peringatanmu. Bahkan mungkin dia malah membandel dan semakin melampaui batas.
Apabila ini terjadi, maka lenyaplah kebaikan yang engkau idam-idamkan dan pupuslah hasil yang kau cari.
Kecerobohan adalah suatu rahasia besar dari berbagai rahasia kegagalan dalam semua pekerjaan. Pada sifat kecerobohan inilah, berpusat sebab-sebab utama hilang hasil jerih payah kita dan lepasnya keberhasilan dari tangan kita.
Sebagai generasi muda bangsa, mari hindari sikap ceroboh. Sebab Ia penyebab kegagalan.
Jauhkanlah diri kita daripada cara bekerja yang tidak disertai perhitungan yang cermat. Sebab hal itu berakibat jatuh dan gagal.
"Jadilah engkau termasuk orang-orang yang berjiwa sedang. Tentu engkau menjadi bagian dari orang-orang yang bahagia dunia dan akhirat," kata Syekh Musthafa Al-Ghalayani di dalam kitab Idhotun Nasyi'in. [rof/ono]