Oleh: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Andaikata dalam kehidupan ini tidak ada harapan, tentu tidak ada orang yang berusaha menggapai cita-citanya. Tiada pula orang yang mengajak pada semangat Nasionalisme, yaitu semangat memperjuangkan tanah air. Tak pelak kehidupan ini terasa lebih sempit daripada lubang kadal, serta terasa berat daripada memikul rantai besi yang dikalungkan di leher.
Begitulah Syekh Musthafa Al-Ghalayani di dalam kitab Idhotun Nasyi'in berkata, ia tidak pernah melihat seseorang yang bekerja, kecuali orang yang telah yakin, bahwa usaha atau pekerjaan yang dia kerjakan itu memiliki kesan atau hasil yang baik dan diharapkan manfaatnya.
Baik untuk diri pelakunya secara khusus, atau untuk kalangan umum, yang akibat baiknya dapat dirasakan oleh umat yang sebangsa dan setanah air.
"Hanya saja di sana masih ada suatu persoalan yang amat penting," kata Ulama Besar asal Beirut itu.
Persoalan itu adalah adanya sekelompok orang yang sungguh-sungguh tidak mau mengerjakan sesuatu, kecuali jika mereka telah meyakini dengan pasti bahwa usaha mereka pasti membuahkan hasil.
Sekelompok orang seperti itu, apabila sedikit mengalami keraguan tentang keberhasilan usahanya, meskipun sangat tipis, setipis sarang laba-laba, maka mereka mundur dan tidak mau memupus keraguan tersebut.
Sikap yang demikian itu bukanlah sikap orang-orang yang berhati teguh, dan bukan perangai atau akhlak pejuang sejati.
Faktor yang menyebabkan mereka mundur itu tidak ada lain, kecuali lemahnya harapan atau rasa optimisme dalam jiwa mereka. Kelemahan sifat harapan (optimis) merupakan salah satu penyakit jiwa yang harus segera diobati.
Yakni, dengan cara mengusir perasaan putus asa. Sebab, tipis harapan, merupakan penyakit jiwa yang menyakiti masyarakat luas dan merupakan virus yang membahayakan keberlangsungan pembangunan.
Kehilangan sifat harapan atau roja' adalah suatu penyakit tersendiri. Ia menjangkit secara meluas pada tubuh setiap anggota masyarakat kita. Oleh karena itu, kita telah melihat orang-orang yang bekerja hanya sedikit, dan orang-orang yang sukses dalam kehidupannya juga jarang.
Bahkan yang lebih ironi, mereka itu diliputi berbagai kerugian dan bencana kesengsaraan hidup. Andaikata mereka paham dan sadar pasti mereka segera mencampakkan sifat yang tercela itu, lalu berpegang erat dengan sifat roja' atau perasaan optimis kemudian maju bekerja dengan keras.
Layaknya, seperti kerjanya orang-orang yang berkeyakinan bahwa di dalam rasa putus asa itu terdapat penyakit. Sedangkan dalam roja' atau optimisme terdapat penawar atau obatnya.
Kemudian kita juga sering mendapati sekelompok orang yang tidak memedulikan, betapa jauh cita-cita yang hendak mereka capai. Mereka itu merasa seolah-olah tidak ada penghalang yang menghadang di antara mereka.
Apa yang mereka cita-citakan, diperjuangkan dengan mempertahankan prinsip dan keyakinannya, sebagaimana seorang hakim mempertahankan putusan yang dijatuhkan. Mereka terus maju bagaikan air bah yang terus mengalir deras.
Mereka tetap konsisten tidak bergeser dari cita-citanya sedikitpun. Mereka itulah kelompok manusia yang sejati, dan karena merekalah umat atau bangsa ini akan hidup.
Golongan orang-orang yang bekerja dengan semangat tersebut, benar-benar mengerti bahwa harapan keberhasilan pekerjaan atau optimisme, merupakan pendorong utama untuk maju. Rasa Optimistisme merupakan sebab tercapai keberhasilan.
Mereka itu sebenarnya tidak pernah dapat dibuat menganggur oleh kelemahan, angan-angan, dan keredupan cahaya cita-cita.
Golongan orang-orang di atas berkeyakinan mantap, tanpa diselubungi rasa keraguan maupun kebingungan sedikitpun. Mereka meyakini, bahwa hidup disertai rasa putus asa adalah sebuah kematian.
Mereka selalu berkata, betapa sempit kehidupan ini, andaikan tidak ada angan-angan atau harapan yang luas.
Wahai generasi muda di manapun kalian berada, jadikanlah optimisme sebagai ilmu. Dan angan-angan sebagai bajumu.
Mari tinggalkan sikap menunda-nunda. Abaikan segala godaan yang membelokkan kita, dari apa yang telah menjadi cita-cita. Jadilah diri kalian termasuk golongan orang-orang yang memiliki harapan besar yang bercita-cita luhur. Gemar berusaha dan bekerja. Allah adalah Maha Penolong kalian semua. [rof/ono]