Kemunafikan

Oleh: Mochamad Nur Rofiq 

blokTuban.com – Mutiara atau nasehat kaum muda berikutnya dari kitab Idhotun Nasyi’in adalah Annifaq atau kemunafikan. Dari pandangan agama, kemunafikan yaitu pernyataan syahadat hanya di luar saja, tanpa diyakini di dalam hati. Orang Islam ada dua jenisnya, yang syahadat luar dalam itu mukmin, sedang yang luar saja itu munafik.

Secara bahasa, munafik itu berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya kepada agama dan sebagainya, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak suka. (Selalu) mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya, atau bermuka dua.

Dikatakan Syekh Musthafa Al-Ghalayani di dalam kitab Idhotun Nasyi'in (bab: Kemunafikan), tidak ditemukan budi pekerti yang lebih buruk dan keji, di antara sekian banyak sifat-sifat yang bahaya dan menjalar di tubuh bangsa, (seperti mengalirnya listrik pada benda materi), yang lebih burukya dan paling berbahayanya melebihi kemunafikan. 

Penyakit (kemunafikan) yang akut dan kronis (membunuh) itu lebih berbahaya terhadap bangsa itu sendiri, dari pada musuh bebuyutan yang selalu mencari peluang untuk menghancurkan dari luar. 

Sebab, jika musuh yang ingin menyerang atau menghancurkan dan merongrong negara mereka dari luar, pasti akan sigap untuk melawan (menumpas) gangguan mereka. Bangsa itu, pasti akan melakukan perlawanan dengan peralatan pertahanan maupun senjata untuk menyerang mereka kembali. 

Meskipun, mereka tidak mampu dengan memberantas kejahatan musuh secara keseluruhan, maka akan bertahan diri untuk berjuang sekuat tenaga menghalau serangan musuh tersebut. 

Adapun orang yang munafik (bermuka dua), adalah musuh bangsa yang menyelinap di jantung (tengah-tengah) mereka. Mereka tidak dapat mengetahui, bagaimana cara memeranginya. Bagaimana cara memerangi mereka? 

Orang munafik itu melemahkan kekuatan bangsa yang sebenarnya, dan dapat menghambat kebangkitan bangsa yang membawa harapan baik dan berkah. Bangsa itu sebenarnya kebingungan karena penyakit yang menimpanya. Yang tidak mereka ketahui hakikat dan sumbernya. 

Musuh yang nyata kita bisa menghadapinya, tapi kalau munafik, yang ada di tengah masyarakat, bagaimana bisa? Sedangkan warnanya dan bentuknya sama. Mereka juga ikut beraktivitas seperti kita, ibadah salat, muamalah, dan lain sebagainya. Maka berhati-hatilah!

Apabila bangsa ini tetap dalam keadaan seperti itu, tanpa menganalisa secara cermat dan tidak melakukan dengan saksama, guna mengetahui virus yang berbahaya itu. Lalu berusaha membasminya dan mengetahui hakekat penyakit yang dideritanya, dengan mengobatinya dengan obat yang manjur. Maka akan mengalami perpecahan dan kebejatan moral. 

Di situlah kehancuran yang luar biasa dan menghapus keberadaan bangsa dari dunia. Lalu bangsa tersebut akan terkubur bersama-sama yang telah binasa. 

Jika penyakit tersebut dibiarkan di tengah bangsa ini, sangat mengkhawatirkan. Dia (Munafik) akan menjalar, akibatnya hubungan masyarakat akan berantakan. Dan itu sudah mulai nampak, sesama bangsa saling curiga. 

Penyakit ini luar biasa dampaknya bagi masyarakat. Harus kita lawan, jika tidak ingin hancur. 

Beliau (Syekh Musthafa) berdoa untuk para generasi muda bangsa, supaya kalian dilindungi oleh Allah dari sifat kemunafikan. Serta agar bangsa ini tidak tidak termasuk golongan mereka (orang-orang munafik).

Generasi muda harus waspada. Jangan sampai upaya orang-orang munafik itu mempengaruhi hati dan pikiran bangsa. Sehingga menyebabkan bangsa ini terjerumus ke dalam api kejahatan, yaitu api yang menghanguskan tanah air tempat tinggal bangsa ini. 

Bangsa ini harus terus berusaha, semoga pertolongan Allah SWT selalu mengalir. Mari tunjukkan sebenarnya orang-orang munafik kepada dunia, beritahu bangsa kalian agar selalu waspada terhadap tipu muslihatnya. Maka kalian semua akan menjadi bagian dari bangsa yang terpuji. 

Yakinlah, Allah SWT selalu berusaha bersama orang yang memerangi tipu muslihat orang-orang munafik, agar bangsa ini dapat mencapai kejayaan. [rof/ono]