Reporter: Sri Wiyono
blokTuban.com – Jika Selasa (17/4/2018) kemarin jembatan Widang-Babat itu ambruk sebenarnya bukan hal yang mengagetkan bagi pihak yang bertanggungjawab atas jembatan nasional tersebut.
Sebab, jembatan yang dikenal dengan nama jembatan Cincin itu, ternyata rusak sudah cukup lama. Sebuah tentang ‘’LAPORAN KERUSAKAN JEMBATAN CINCIN LAMA (Km. SBY 72+240)’’ yang dibuat ‘’BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL VIII DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR’’ mendadak beredar.
Yang ambruk adalah jembatan Cincin lama. Sebab, di lokasi ada dua jembatan, yakni Cincin lama dan Cincin baru.
Menurut laporan tersebut, kerusakan sudah diketahui sejak 2015 lalu. Meski sudah ada upaya penanganan dan perbaikan, dimungkinkan kurang maksimal. Karena akhirnya jembatan yang selesai dibangun sejak 1979 dan diresmikan setahun kemudian pada 1980 itu akhirnya ambruk, yang memakan korban satu meninggal dunia dan empat lainnya luka-luka.
Kasatlantas Polres Tuban AKP Eko Iskandar pun pernah mengingatkan kerusakan itu. Tahun lalu, perwira muda dengan tiba balok di pundak tersebut bergelantungan dan memanjat di bawah kerangka baja jembatan.
Dia memastikan dan melihat dari dekat kerusakan di bagian konstruksi jembatan. Ada rangkaian baja yang pecah dan sobek, sehingga menimbulkan badan jembatan turun. Apakah peringatan itu ditindaklanjuti atau tidak, pihak BBPJN VIII yang tahu.
Sebab, bupati Tuban Fathul Huda yang datang ke lokasi ke lokasi jembatan yang ambruk beberapa jam kemudian menyalahkan pihak berwenang atas ambruknya jembatan. Dia menyebut ada kelalaian. Dan, peringatan dari Kasatlantas Polres Tuban salah alasan yang disampaikan.
Tiada guna berdebat. Jembatan sudah ambruk. Akses jalur darat nasional ini terganggu. Kendaraan dari arah Surabaya harus memutar melewati Bojonegoro atau lewat di jalur Daendels untuk bisa masuk Tuban.
Tentu ada tambahan biaya karena jarak lebih jauh. Dan, tentu waktu tempuh juga semakin lama. Molornya waktu bagi perusahaan ekspedisi atau angkutan umum, sama dengan tambahan biaya.
Berdasarkan laporan BBPJN VIII tersebut, kronologis kerusakan itu dimulai pada tahun 2015. Penanganan kerusakan dilakukan dengan jalan penyambungan pelat yang putus dengan mesin las.
Pada akhir Oktober 2017 terjadi kerusakan kembali di titik yang sama. Kerusakan ini mengakibatkan turunnya pelat lantai jembatan sedalam sekitar 8,50 sentimeter(cm) pada trotoar dan di perkerasan sedalam sekitar 7,50 cm.
Analisisnya, terjadinya kerusakan disebabkan adanya baut penghubung badan cross girder yang lepas atau hilang sebanyak 5 buah tiap sisi. Kemudian, akibat getaran yang terjadi pada jembatan, pelat penyambung flens cross girder bagian bawah patah atau putus.
Dengan putusnya pelat penyambung flens cross girder bagian bawah ini, mengakibatkan pelat penyambung flens bagian atas melengkung karena struktur yang dipikul cross girder drop ke bawah.
Penanganan yang dilakukan atas kerusakan itu dilakukan. Pada Oktober 2017 itu, dilakukan koordinasi antara PPK dengan Polres Lamongan dan Polsek setempat dengan memasang rambu peringatan. Serta mengalihkan kendaraan berat melalui jembatan cincin baru.
Sedangkan kendaraan kecil tetap dapat melintasi jembatan cincin lama. Dongkrak hidrolik kapasitas 150 ton, pelat MFRP dan pelat JWI 95 H masing-masing dua buah didatangkan. Juga mur baut 25,5 x 55 sebanyak 24 buah, serta mur baut 38 x 80 sebanyak 12 buah melengkapi.
Saat itu, perbaikan jembatan dilakukan pada hari Minggu. Lalu lintas ditutup total pada saat perbaikan jembatan dilakukan. Pada akhir November 2017 perbaikan selesai. Dan, jembatan itu akhirnya ambruk.
Lokasi kejadian di jembatan Cincin Lama pada ruas jalan bts Tuban – Widang (Link 006.2), Km. Sby 72+240. Atau tepat di titik yang pernah rusak dan diperbaiki.
‘’Untuk sementara, penyebab kerusakan jembatan masih dalam proses analisa lebih lanjut,’’ begitu ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BBPJN Wilayah Tuban Lamongan Tugiman, saat dihubungi kemarin.
Dokumen laporan kerusakan yang beredar itu, menurut dia, benar adanya. Lokasi yang ambruk berada di ruas Tuban – Widang (KM SBY 72+240). Bangunan atas jembatan berupa rangka baja Callender Hamilton (Tipe A).
Panjang Total : 260 meter, yang terbagi lima ruas, yakni (55 meter + 55 meter + 55 meter + 55 meter + 40 meter). Lebar jembatan 7 meter (belum termasuk trotoar kiri dan dengan pondasi jembatan berupa tiang pancang beton.
‘’ Tahun berdiri pada 1980 an,’’ katanya.[ono]