Reporter: M. Anang Febri
blokTuban.com - Bencana alam longsor yang akhir-akhir ini sering terjadi di wilayah Kabupaten Tuban, banyak menimbulkan rasa cemas bagi sebagian besar masyarakat yang bermukim di area dekat bantaran sungai.
Seperti halnya yang dirasakan oleh beberapa warga Desa Jati, Kecamatan Soko, yang rumahnya berada sangat dekat dengan aliran sungai Ngampon. Hanya memiliki jarak tak lebih dari satu meter dari sungai, sebab tanah terus terkena gerusan air ketika turun hujan.
Salah satunya Darkatrup (50), istri dari Nursam yang rumahnya cukup miris sebab terus terancam longsor itu mengaku, sama sekali tak tenang ketika hujan tiba menggemburkan tanah-tanah kering desanya.
"Apalagi kalau hujannya malam hari. Tidur tak ada rasa nyenyak, sebentar-sebentar bangun untuk lihat keadaan," ujar Darkatrup ketika ditemui blokTuban.com di rumahnya, Selasa (27/3/2018).
Ditunjukkannya, bagian belakang rumahnya terlihat sudah cukup dekat dengan sungai yang terjal berkedalaman 10 meter lebih. Bahkan lebih parahnya lagi ketika Katrup berputar keluar rumah untuk menuju sisi lain belakang rumahnya, dia menunjukkan bahwa bangunan penyangga pojok belakang rumah juga sudah ikut terlepas akibat longsor yang menggempur pondasi.
"Bagian penyangga ini sudah lepas dari tiangnya. Lho, sudah gak nempel di tiang penyangganya kan," ucapnya sambil menunjukkan betapa mirisnya bentuk bangunan rumah yang terus terkena longsor dadakan tiap hujan.
Selain itu, ada juga warga lain yang senasib sependeritaan dengan Katrup. Adalah Katinah (70), nenek renta berusia lanjut itu bahkan lebih miris dalam kisahnya tentang longsor.
"Mbah Katinah itu dulu rumahnya juga sudah termakan longsor di ujung sana. Sudah pindah di sini, tapi juga begitu, longsor lagi. Rumah saya dan mbah Katinah cukup parah akibat longsor di antara tiga rumah lainnya. Semoga ada perhatian dari pemerintah," pungkasnya berharap. [feb/rom]