Reporter: Sri Wiyono
blokTuban.com – Bocah laki-laki berkaus biru dongker tanpa lengan itu berdiri dari duduknya. Keasyikan dia menonton film anak-anak dari layar TV terganggu dengan kedatangan beberapa pria yang mengucap salam.
Bocah itu lalu menyambut beberaa pria yang memasuki ruang depan rumahnya. Wajahnya nampak ceria. Wangi bedak bayi yang menempel di wajah lucunya semerbak harum. Cukup tebal bedak itu menempel, hingga sangat kentara.
Satu persatu dia menerima uluran tangan para pria yang menyalaminya. Karena ajakan salaman itu terus menerus, sang bocah menggunakan dua tangannya. Ya, bocah itu salaman dengan dua tanggannya, kanan dan kiri sekaligus.
Perempuan berbaju batik yang keluar dari ruang dalam rumah, mempersilahkan para pria itu duduk. Sebagian duduk di kursi ruang depan itu.
Sebagian yang lain, memilih duduk di kasur lantai bersama bocah yang masih duduk di TK B tersebut. Beberapa pria sudah terlihat akrab dengan dia.
Ketika dia digoda pun lantas membalas. Sebuah pedang-pedangan besar dari plastik langsung dia tenteng. Dan seolah mengajak perang, bocah itu mengayun-ayunkan pedangnya pada lawan.
Beberapa pria yang bertamu tersebut harus meladeni ajakan ‘perang’ itu. Maka, ruangan berlantai keramik putih itu menjadi arena. Beberapa pria secara bergantian menjadi lawan sang bocah.
Dia sangat bersemangat. Bahkan, meski lawan sudah menyerahpun sang bocah tak mau melepasnya. Serangan terus dilancarkan.
‘’Dia sangat senang kalau diajak bercanda seperti ini,’’ ujar Ambar Sari, ibu yang bocah yang keluar sambil menenteng baki berisi buah pisang.
Begitulah sedikit suasana akrab ketika rombongan wartawan yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Tuban bertandang ke rumah almarhum Kartono.
Semasa hidup, Kartono menjabat sebagai sekretaris PWI Tuban. Perempuan itu adalah istri Kartono, dan bocah kecil lucu adalag Wafiq, anak semata wayang almarhum.
Para pria itu adalah wartawan-waratwan kawan almarahum semasa hidup. Kedatangan para wartawan PWI ke rumah almarhum, merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN).
Minggu lalu sudah digelar syukuran, lalu dilanjutkan dengan ziarah dan memberikan santunan pada anak anggota PWI yang sudah meninggal.
‘’Kami juga ziarah ke makam almarhum serta menyerahkan santunan,’’ ujar Ketua PWI Tuban Pipit Wibawanto didampingi ketua peringatan HPN PWI Tuban Achmad Sudarsono.
Ada dua keluarga yang disambangi. Selain rumah almarhum Kartono di Desa Karangrejo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, rombongan juga berkunjung ke rumah almarhum Mukhlisin di Desa Gaji, Kecamatan Kerek, juga memberikan santunan pada anak almarhum yang masih duduk di bangku kelas 1 SD.
Pipit menjelaskan, santunan yang diberikan dikumpulkan dari pengurus dan anggota PWI Tuban sendiri. Sejak awal, PWI mengagendakan dalam peringatan HPN ada santunan bagi anak-anak almarhum yang masih kecil-kecil tersebut.
‘’Ini untuk menjaga kekerabatan dan menjalin komunikasi dengan keluarga besar PWI agar tidak terputus,’’ katanya.[ono]