Kontributor: M. Anang Febri
blokTuban.com - Masih dalam suasana Sumpah Pemuda, dimana semangatnya tak terpaku dalam hari cetusan sejarah
saja. Jaringan Kemandirian Nasioanal (JAMAN) memberikan kutipan tentang sejarah peristiwa 28 Oktober 1928 lampau, Minggu (29/10/2017).
98 tahun yang lalu sudah dipekikkan suatu substansial ide yang dipelopori oleh pemuda, yaitu hasil analisis mendalam terkait persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada zamannya.
Dari hasil analisis itu, tertuang jawaban dari pemuda yang sekarang kita peringati dengan 'Sumpah Pemuda' dengan inti sumpah bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu (Indonesia).
"Menurut hemat kami adalah sebagai counter attack (lawan tanding) terhadap pihak kolonial yang tidak menginginkan bangsa Indonesia bersatu," papar Moch Zaenal Syafi'i SH.M.Sos, selaku Ketua DPK JAMAN.
Lanjut Enal, panggilan akrabnya, pemuda menegaskan bahwa kolonialisme dengan politik devide et impera-nya, pada 28 Oktober 1928 itu telah menghasilkan politik perpecahan pada bangsa Indonesa dan pemuda, dari berbagai daerah dan suku bangsa di Nusantara.
Akhirnya, mereka mendeklarasikan tekad dan inisiatif mengikrarkan garis politik persatuan. Momentum bersejarah sekarang ini yang harus dilakukan pemuda dan seluruh elemen bangsa.
"Adalah belajar sejarah agar tidak salah dalam melangkah dan harus menegaskan sikap untuk terus mengawal kebhinekaan dalam bingkai persatuan," pungkasnya.
Jawaban terhadap persoalan bangsa saat ini, adalah menjadikan ideologi bangsa yaitu Pancasila sebagai bekal dalam menjalani kehidupan bersosial selaku pemuda. [feb/col]
JAMAN: Refleksi Sumpah Pemuda, Pancasila Bekal Kehidupan Sosial
5 Comments
1.230x view