Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Istilah 'Wong Kalang' (Budaya Kalang atau peradaban Kalang) memang masih sangat asing didengar bagi sebagian khalayak. Untuk itu, sebagai pemerhati Kalang dari Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dan Kabupaten Rembang, Blora, Jawa Tengah, didukung penuh oleh Sanggar Gaung Prana Jati Sekaran, Kecamatan Jatirogo bekerja sama dengan KPH Jatirogo berencana menggelar Festival Budaya Kalang.
Budi Prana Jati, selaku penanggung jawab festival budaya kalang mengungkapkan, latar belakang even yang akan dihadiri seniman mancanegara itu, berawal dari minimnya data dan sedemikian banyaknya sebaran situs Kalang yang notabene ada semacam pembiaran oleh pemangku kebijakan. Di sisi lain, juga semakin maraknya penjarahan situs syarat akan nilai budaya itu.
"Dalam penelitian yang dilakukan oleh Soelardjo Pontjosoetirto (1971), menggambarkan tentang keberadaan orang Kalang tersebar di sepanjang sisi utara dan selatan Pulau jawa," ungkap Budi dalam siaran resmi yang diterima blokTuban.com, Rabu (6/9/2017).
Ditambahkan Budi, situs makam Kalang umumnya tersebar di sekitar perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Diantaranya tersebar di Cepu dan beberapa wilayah di Blora, Bojonegoro dan Tuban.
Di Bojonegoro situs Kalang terbesar di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan (berbatasan dengan Cepu-Blora dan Singgahan-Tuban) berjumlah 109 makam di area seluas 35 Ha. Sementara di Kecamatan Malo (tidak jauh dari Kawengan) berjumlah 17 makam di area 12 Ha, dan ada di kecamatan lain tetapi hanya berjumlah 1 atau 2 makam saja.
"Semua berada di kawasan hutan jati di bawah penguasaan Perhutani," beber Budi.
Pihaknya juga menyayangkan kondisi situsnya semakin lama semakin rusak parah. Padahal situs yang ada di Desa Kawengan konon sudah diperdakan sebagai situs cagar budaya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, seperti diceritakan Siswo Nur Wahyudi salah seorang Budayawan dan pemerhati Kalang dari Bojonegoro.
"Kegiatan ini sekaligus menjaring dan mengumpulkan mereka-mereka yang memiliki kepedulian akan masyarakat Kalang yang kini tidak diketahui ujung pangkalnya," imbuhnya lagi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun blokTuban.com, Festival Budaya Kalang akan dilaksanakan pada tanggal 9-10 September 2017 di KPH Jatirogo Tuban.
Event akbar ini juga akan menghadirkan secara sukarela pemerhati dan seniman dari dalam dan luar negeri. Diantaranya, Arrington de Dionyso dari Amerika Serikat, Gilles Saisi Perancis, Saung Swara Salatiga, Sekartaji Jogja, Ganesa Bakti Pertiwi Karangkates, Log Sanskrit Jogja, Selendang Wangi Universitas Negeri Jember, Agus Riyanto Batu, Komunitas Walikukun Tulungagung dan masih banyak lagi.
J. F. X. Hoerry salah seorang sastrawan Jawa dari Bojonegoro pernah menulis sebuah buku napak tilas Wong Kalang Bojonegoro dan Drs. Dwi Cahyono akan hadir sebagai salah satu nara sumber dalam Jagongan Budaya Kalang pada tanggal 10 September sebelum Jelajah Situs Kalang.
Sedangkan untuk artefak Kalang akan dibawa dari Blora oleh Lukman Wijaya salah seorang peneliti Kalang dari Blora. Komunitas tersebut telah mengamankan banyak artefak kalang disimpan rapi dalam museum pribadi.
Di acara ini panitia juga menyiapkan panggung terbuka dan bebas untuk yang ingin berpartisipasi pada tanggal 9 September 2017. Di situ juga ada acara melukis bersama dan mural mulai pukul 15.00 WIB. [rof/col]
Festival Kalang Tuban Hadirkan Seniman Dalam dan Luar Negeri
5 Comments
1.230x view