Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban menyebut jika bulan September 2017 ini merupakan puncak musim kemarau. Akibatnya, kekeringan terjadi belakangan ini dan warga kebingungan mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Sebab, bagi umat manusia air merupakan kebutuhan pokok untuk mandi, masak, cuci dan beberapa kegiatan lainnya lainnya. Untuk itu sebaiknya masyarakat tahu, bagaimana mengatur pola hidup di musim kemarau.
Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Tuban, Joko Ludiyono ketika dikonfirmasi blokTuban.com, Selasa (5/9/2017) mengungkapkan, puncak kemarau di Kabupaten Tuban terjadi bulan ini. Sehingga masyarakat harus waspada menghadapi situasi di daerahnya masing-masing.
"Sekarang puncak kemaraunya, untuk itu masyarakat harus hemat air dan petani mampu menganalisa penyesuaian pola tanam," tutur Joko Ludiono, Selasa (5/9/2017).
Untuk tetap memberi pelayanan, BPBD Tuban terus mendroping air bersih bagi desa-desa yang mengalami bencana kekeringan. Diantaranya droping air dilkukan di Desa Gesing, Sambongrejo, Kecamatan Semanding dan beberapa desa di Kecamatan Senori, Parengan, Montong, Grabagan dan Bangilan.
"Sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan jatuh di akhir September," sambung mantan Camat Grabagan itu.
Saat memasuki musim hujan, lanjut dia, yang patut diwaspadai adalah adanya hujan lebat yang berakibat banjir bandang. Sebab lahan yang terlalu kering serapan airnya minim.
"Ketika memasuki musim hujan nanti, masyarakat harus waspada terhadap banjir bandang, karena lahan kering sangat tidak menyerap air," pungkasnya. [rof/ito]