Kontributor: M. Anang Febri
blokTuban.com - Terkait isu Internasional tentang konflik antara umat muslim etnik Rohingya dan Masyarakat Rahine di negara Myanmar, yayasan Seribudua Indonesia bersama Tunas Gusdurian Sekolah Menengah Pertama (SMP) GusDur Soko Tuban telah berkomitmen untuk slalu menyerukan perdamaian dunia.
Bermarkas di Desa Gununganyar, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, segenap pengurus harian yayasan Pondok Bahasa Seribudua Indonesia dan Tunas Gusdurian SMP Gus Dur Soko, merumuskan gagasan dan aspirasinya mengenai kekerasan yang mengakibatkan 1 juta lebih umat islam di negara bagian Myanmar terancam musnah.
Ketua Umum (Ketum) Yayasan Seribudua Indonesia, Mujib mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut. "Sebagai amaliah 9 Nilai Utama Gus Dur yang paling penting adalah Kemanusiaan, dan saat ini sangat kami sayangkan krisis Kemanusiaan di Myanmar tersebut," ungkapnya kepada blokTuban.com, Selasa (5/9/20170).
Sebelumya, sekitar 20 ribu warga muslim Rohingya berada di perbatasan Bangladesh, karena dipaksa oleh tentara militer Myanmar untuk meniggalkan negaranya.
Pemeluk agama Islam, etnik Rohingya oleh penduduk Rahine, negara bagian Myanmar dianggap sebagai anacaman serius terhadap kelangsungan budaya, pendapatan kerja, dan wirausaha.
Tak hanya itu, etnis Rohingnya banyak dibunuh, disiksa, dan dibakar rumah serta tempat usaha dagangnya. Lebih mengerikan lagi, masjid yang digunakan umat muslim setempat untuk beribadah juga dibakar habis-habisan oleh penduduk Myanmar yang mayoritasnya beragama Budha.
"Hal ini kami rasa sangat miris, kami sepakat untuk meyerukan, Hentikan Krisis Kemanusian di Myanmar," seru Mujib, yang juga aktif di Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Soko.
Pihaknya mengatakan, apabila konflik tersebut tidak dihentikan, maka akan terjadi perang ideologi dan dapat memicu perang fisik bagi orang-orang fanatik yang beragama sama. Akan ada seruan untuk perang antara muslim dan Budha, sehingga kerukunan umat beragama di dunia benar-benar terancam.
Menurutnya, ujung-ujungnya pasti berimbas terhadap keharmonisan lintas iman di Indonesia. Untuk itu, pihaknya memohon kepada pemerintah Indonesia agar turun aktif mendorong perdamaian di Myanmar baik melalui Forum ASEAN maupun PBB.
"Kami juga berharap dukungan dari Keluarga Buddhayana Indonesia (KBI) untuk ikut andil berseru aktif pada penguasa Myanmar yang se-Ideologi untuk ikut mendesak seruan perdamaian ini," lengkapnya lagi. [feb/ito]