Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Berniat merantau untuk mencari uang di Kota Surabaya, Muhammad Mu'zin (23) pemuda asal RT/4 RW/1 Dusun Blimbing, Desa Maindu, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban ini pulang dalam keadaan babak belur.
Ia babak belur, lantaran diduga menjadi korban penganiayaan oleh majikanya yang berada di kawasan Rungkut, Kota Surabaya. Dari keterangan yang dihimpun blokTuban.com penganiayaan tersebut sudah berlangsung sejak beberapa minggu terakhir ini.
"Saya sudah tidak kuat bekerja di situ, saya sudah lama berusaha untuk kabur. Namun baru Senin bisa kabur," ungkap Muhammad Mu'zin kepada blokTuban.com dengan menahan rasa sakit dipelipisnya, Sabtu (20/5/2017).
Korban mengaku nekat kabur dari tempat kerjanya pada Senin (15/5/2017). Sebelumnya pada Minggu (14/5/2017) korban dikeroyok teman-teman kerja yang sudah kompromi dengan majikannya. Hingga di bagian wajahnya memar semua.
"Terakhir sebelum saya kabur, saya dikeroyok teman-teman kerja yang sudah kompromi dengan majikan saya," ujarnya.
Setelah kerja hingga siang hari, tanpa pikir panjang korban kabur tanpa membawa uang, tas, baju maupun HP dengan berjalan kaki dan langsung menuju terminal dengan wajah babak belur. "Saya pulang tidak membawa apapun hanya kaos dan celana pendek, itupun hp saya disita oleh bos," ceritanya.
Korban mulai merantau di Kota Surabaya sejak lulus dari Madrasah Aliyah (MA). Tepatnya sekitar 11 bulan yang lalu. Selama di Surabaya, ia bekerja di Bengkel Bubut (Memproduksi roda untuk pintu gerbang) dengan gaji per bulanya sebesar 2 juta.
Sementara itu, mengetahui anaknya pulang dalam keadaan babak belur, orang tua, dan saudara-saudara korban langsung menangisi korban. "Saya sangat sedih, waktu berangkat anak saya keadanya baik-baik saja, namun pas pulang kondisinya begitu," terang Nurhamid.
Tidak menunggu waktu lama, keluarga korban beserta Kepala Desa Maindu, langsung melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Montong. Tidak hanya itu dengan didampingi Polsek Montong pihak keluarga bertolak ke Polsek Rungkut.[hud/ito]