Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Upacara adat yang melambangkan rasa syukur manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi dikemas berbeda oleh Karang Taruna Desa Sugihan, Jatirogo. Adalah Sedekah Bumi atau Nyadran yang menjadi agenda tahunan warga setempat, dikemas dalam salawat bersama, Kamis (11/5/2017).
Acara yang populer di Indonesia ini biasanya digelar di punden atau makam leluhur. Sedangkan pemuda Desa Sugihan ini menggelar acara dengan bersalawat di balai desa setempat yang berada di Jalan Raya Timur No 116, Jatirogo Tuban.
"Sedikit berbeda tahun ini, sedekah bumi sengaja kita kemas dalam tajuk Sugihan Bersalawat," terang Ketua Karang Taruna Sugihan, Aji Syafii kepada blokTuban.com, Kamis (11/5/2017) malam.
Pada malam sedekah bumi ini di makam desa setempat juga dilakukan warga dengan bacaan yasin, tahlil, dan doa bersama sesepuh desa dan perangkat. Kemudian setelah itu dilanjutkan shalawat bersama dan pengajian umum. Sementara esok pagi juga ada acara ambengan atau hajatan di makam desa atau cungkup.
Menurut dia acara sedekah bumi ini salah satu bentuk budaya yang diwarisi dari nenek moyang. Namun berkembanya zaman, lanjut Aji, sapaan akrabnya tidak ada negatifnya bila dikolaborasikan dengan acara keagamaan.
"Sedekah bumi positif begitu pula dengan salawat, keduanya perlu dilestarikan," tegas Aji.
Sementara Kepala Desa Sugihan, Suharto mengapresiasi gebrakan baru di desanya itu. Sebab ini yanh pertama dan animo masyarakat juga tinggi. Hal itu tampak dari kehadiran warga sekitar.
"Pemerintah Desa mengapresiasi setinggi-tingginya dan siap mendukung jika dijadikan agenda tahunan," ucap Suharto di hadapan warganya.
Pihaknya berharap, dengan kegiatan positif budaya yang dulunya kelam ketika sedekah bumi tergerus sedikit demi sedikit. Sebab, jika pada acara sedekah bumi tidak jarang masyarakat dahulu bersamaan pesta yang dilarang agama dan negara.
"Semoga dengan diawali tahlil, yasin dan doa bersama di makam dan lanjut dengan shalawat semua warga diberi keselamatan," pungkasnya. [rof/col]
