Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Aksi nekat Sa'roni memanjat tower milik Joint Operating Body Petrochina Pertamina East Java (JOB P-PEJ), Selasa (25/4/2017) ini terhitung ke tiga kalinya. Warga setempat menyebut pria asal Dusun Mudiharjo, Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban ini juga menderita depresi.
Kepala Desa Rahayu, Sukisno menuturkan Sa'roni telah lama menderita depresi. Terlebih ketika berada dalam posisi menganggur, ia kerap nekat memanjat tower. Melalui aksi tersebut ia menuntut
"Perangkat desa sebenarnya tidak setuju dengan tindakan Sa'roni, bagaimanapun hal tersebut membahayakan dirinya," kata Sukisno saat ditemui blokTuban di Balai Desa Rahayu.
Sukisno menuturkan, semenjak terakhir kali Sa'roni dipekerjakan sebagai flagman atau klebet begitu warga setempat menyebutnya di slaha satu anak perusahaan PT Wahana Usaha Sejahtera (WUS), ia tidak lagi bekerja. Karena PT WUS sendiri telah habis kontrak, tak pelak ia juga di putus hubungan kerja bersamaan habis masa kontrak kerja.
Sementara itu, istri Sa'roni, Riska seolah tidak mempermasalahkan aksi suaminya tersebut memanjat tower telekomunikasi setinggi 60 meter tersebut. Sebab sejauh ini suaminya yang tidak memiliki pekerjaan lain, otomatis saat diputus hubungan kerja oleh salah satu anak perusahaan JOB PPEJ tidak lagi memiliki pekerjaan.
"Sebelum aksi (panjat tower, red) juga sudah ke perusahaan tapi tidak ada tanggapan," katanya.
Lantas, tambahnya pada 2013 lalu, yang merupakan aksi kedua Sa'roni memanjat tower, JOB PPEJ mengaku siap mengakomodir tenaga kerja dari warah setempat. Terlebih, Sa'roni yang selama ini tinggal kurang dari 10 meter dari Control Processing Area Dan Mudi PAD A JOB PPEJ.[dwi/]