Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Terdengar suara riuh, di sebuah sungai yang berada di Desa Mojomalang, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, tepatnya suara riuh tersebut muncul dari bawah jembatan besi bekas kereta api zaman dahulu.
Awak bT sempat heran mendengar keriuhan yang ada, di lokasi terdapat puluhan petani yang sedang berkubang di sungai dengan mambawa bengkoang hasil panen milik mereka. Mereka mencuci buah bengkoang hasil dari keringatnya selama empat bulan. Dengan berbasah-basahan dan berbekal karung puluhan petani itu membersikan buah yang berwarna coklat karena tanah hingga berubah putih bersih.
Saat blokTuban.com menyapa, salah satu petani, Sutikno (55) warga Mojomalang langsung merespon dengan ramah, tak lupa dia juga menawarkan buah bengkoang yang telah dibersihkannya.
"Monggo mas nek arep njajal rasane bengkoang Mojomalang (silakan mas, kalau mau mencicipi rasanya bengkoang Mojomalang)," ujar Sutikno, Minggu (26/2/2017).
Kakek yang telah memiliki beberapa cucu tersebut, mengaku sudah sekitar satu bulan ini melakukan aktifitasnya di sungai. Aktifitas tersebut dilakukan setelah melakukan panen bengkoang di tegal yang tidak begitu jauh dari sungai tersebut.
"Bendino panen sampe kurang luwehe 50 gendel gedhe utowo sekitar 200 gendel cilik (setiap hari panen sampai kurang lebih 50 ikat ukuran besar utowo 200 ikat ukuran kecil)," tambahnya sambil membersihkan bengkoang.
Sementara itu, salah satu petani bengkoang lain, Yasmi (50) juga mengatakan hal senada dengan Sutikno sambil menunggu Sang Suami yang masih di tegal, ia melakukan pembersihan bengkoang puluhan ikat sendirian.
Ia mengaku, aktifitas ini setiap harinya dilakukan mulai sekitar pukul 06.00 WIB pagi, hal itu dikarenakan para tengkulak telah menunggu bengkoang darinya untuk segera dibawa ke pasar di berbagai wilayah.
"Pukul enam, saya sudah di sungai untuk membersihkan bengkoang yang baru saja saya panen," kata Yasmi. [hud/col]
Menengok Aktivitas Petani Bengkoang Mojomalang Pasca Panen
5 Comments
1.230x view