Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Harga gabah di beberapa wilayah di Tuban, Jawa Timur, menurun saat masa panen datang. Petani di wilayah Kenduruan, Tuban, Edy Murwati menyatakan harga gabah di musim panen satu (MP1) hanya dihargai Rp2800 - 3200 per kilogram (Kg).
Padahal, Gabah Kering Panen (GKP) dengan kadar air 25 persen dan fleksibilitas gabah 20% dibeli dengan harga pembelian pemerintah (HPP) GKP Rp3.700 per kilogram.
"Harga gabah di daerah kami anjlok, petani merugi jika dibanding tahun sebelumnya," ujar wanita yang juga Kepala Desa Sidohadri, Kenduruan itu, Jum'at (24/2/2017).
Diungkapkan Murwati, rata-rata sawah petani di desanya per hektare bisa menghasilkan 6 ton gabah. Praktis kerugian petani beber Murwati sebesar Rp3 juta hingga Rp5,4 juta per hektar.
Senada juga dialami petani asal Senori, Nurul Yaqin, menurut dia penurunan harga gabah terjadi sejak pertengahan Januari hingga Februari. Menurut dia, yang semula harga gabah mencapai Rp4.200 kini tinggal Rp3.200 per kilo.
Selain harga gabah terus merosot, pada musim panen kali ini padi para petani tidak membuahkan hasil panen yang maksimal, dikarenakan terserang oleh hama wereng dan roboh. Harapannya, pemerintah bisa menekan harga gabah agar tetap stabil, agar petani tidak merugi.
"Akibat roboh, gabahnya kurang bagus, selain itu juga membuat petani menambah biaya perawatan dan pemanenan," terangnya.
Terpisah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban melalui Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Kenduruan, Sugiharto mengatakan, anjloknya harga gabah diakibatkan kadar air yang cukup tinggi karena masih memasuki musim penhujan.
"Kadar air gabah cukup tinggi, sehingga kualitas gabah menurun dibanding MP1 tahun sebelumnya," kata Sugiharto.
Agar tidak terlalu merugi, menurut dia, petani menunda penjualan gabah secara langsung. Ia menyarankan gabah untuk disimpan sementara. Ketika intensitas hujan menurun harga gabah naik dan petani bisa menjualnya.[rof/ito]