Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Tahun ini, banjir rupanya masih jadi ancaman daerah bantaran sungai. Tidak hanya di daerah yang dilintasi sungai Bengawan Solo, daerah bantaran Kali Kening pun tak luput dari bencana banjir.
Setidaknya ada beberapa tempat atau daerah bantaran Kali Kening di Tuban selatan yang tecatat oleh blokTuban.com terkait bencana banjir di tahun 2016. Diantaranya Kecamatan Jatirogo, Kenduruan, Bangilan, Singgahan, dan Parengan.
Hujan deras dengan intensitas tinggi dan luapan dari Sungai Kali Kening membuat sejumlah kecamatan di wilayah Tuban bagian selatan terendam banjir.
Data yang dihimpun blokTuban.com, hujan deras selama kurang lebih 10 jam melanda Kecamatan Jatirogo pada Sabtu (18/6/2016). Sehingga kali Kening meluap dan tidak hanya membanjiri kecamatan tersebut, tetapi juga membanjiri sejumlah wilayah hilir Kali Kening.
Di Kecamatan Jatirogo, desa yang diterjang banjir adalah Dusun Klangon, Desa Wotsogo dan Dusun Karanganyar, Desa Sugihan. Banjir mulai masuk lingkungan dan pemukiman warga mulai pukul 17.30 pada hari Sabtu (18/6/2016) sore.
Air diketahui semakin membesar pada kisaran pukul 19.00 dan mencapai puncaknya sekitar pukul 22.00 WIB. Air diketahui surut mulai jam 01.00 dini hari tadi. Selain di desa itu, air juga menggenangi sejumlah jalan di Kecamatan Jatirogo.
Warga Dusun, Karanganyar, Desa Sugihan, Kecamatan Jatirogo, sendiri menyebut banjir tahun ini adalah banjir terbesar yang peenah mereka alami.
"Sejarah tebesar kedua, karena tahun ini banjir besar melanda dusun ini setelah banjir bandang tahun 70-an" kata seorang warga, Nur Salim (33), kepada blokTuban.com.
Nur Salim menjelaskan, biasanya ketika Kali Kening meluap air hanya sampai di jalan lingkungan dan tidak sampai masuk di permukiman warga. Tetapi tahun ini, ada sekitar empat rumah yang penghuninya terpaksa mengungsi karena ketinggian air mencapai lebih dari satu meter.
Di Kecamatan Kenduruan, luberan dari Kali Kening menerjang sejumlah dusun di Desa Sokogrejeng, dengan total 500 jiwa terdampak. Tercatat dampak tersebut dirasakan oleh 50 Kepala Keluarga (KK) dari Dusun Kajar, 15 KK dari Dusun Medulur, 3 KK dari Dusun Mukti, 65 K dari Dusun Sidorejo, dan 10 KK dari Dusun Ngancar.
Selama banjir, ada 40 jiwa yang mengungsi ke tempat yang lebih tingggi, dan sebanyak 11 jiwa yang mengungsi ke rumah seorang warga bernama Sukilah. Air di desa ini, mulai masuk ke pemukiman warga sekitar pukul 17.30, hampir bersamaan dengan banjir di Kecamatan Jatirogo. Warga yang mengungsi diketahui kembali ke rumah masing-masing setelah air surut di pagi hari, Minggu (19/6/2016).
Kemudian untuk banjir di Desa Bangilan, melanda Desa Kedungjambangan dan Desa Sidodadi. Titik terparah terjadi di Dusun Jambangan Desa Kedungjambangan. Air mulai masuk ke pemukiman warga sekitar pukul 21.00 WIB dengan ketinggian terus bertambah, Sabtu (18/6/2016).
Warga yang panik, mereka berduyun-duyun mengungsi di dekat bekas rel kereta api. Di Desa Kedungjambangan, akibat banjir bandang luapan Kali Kening, seorang nenek bernama Sujinah (60), meninggal di lokasi pengungsian. Diduga dia shock melihat banjir melanda rumah dan desanya. Warga yang mengungsi, diketahui kembali ke rumah masing-masing setelah air surut di pagi hari.
Setelah banjir di Kecamatan Bangilan surut, giliran air dari Kali Kening meluap di Kecamatan Singgahan. Tepatnya di Dusun Sukorejo, Desa Mergosari, Minggu (19/6/2016).
Data yang berhasil dihimpun blokTuban.com, ada 11 rumah yang terdampak. Tetapi ada sekitar 3 rumah yang dihuni 4 KK yang ketinggian air hampir mencapai atap rumah. Air mulai masuk di desa ini pada kisaran pukul 02.30 dan mencapai puncak ketinggian (2,5 meter) pada kisaran pukul 07.00 sampai pukul 08.00. Sekitar pukul 09.00 air diketahui mulai surut, meskipun masih menggenangi rumah setinggi 1 meter lebih.
Kali Kening juga meluap di Kecamatan Parengan. Meskipun tidak begitu luas, air menggenangi lahan persawahan dan sedikit jalan desa termasuk di Dusun Sugihan, Desa Sukorejo dan di Dusun Cemoro, Desa Mergoasri. [rof/ito]