Nekat, Ibu-ibu di Kebonharjo Ngangsak di Pinggir Jalan

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Demi sesuap nasi, berbagai cara dilakukan untuk mendapat rezeki yang halal. Bahkan, bahaya mengincar dirinya pun tak dihiraukan. Atun (51) ibu rumah tangga asal Kebonharjo, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban salah satunya.

Saat ini di area persawahan Desa Kebonharjo sedang panen raya. Untuk itu, Atun bersama tetangga lain tidak akan melewatkan momen tersebut untuk menyambung hidup.

Bukannya ikut panen, tetapi dia bersama ibu-ibu lainnya semangat memungut sisa bulir padi yang sudah dirontokan. Bahkan ia rela mengambil sisa padi yang tececer di jalan raya, sementara kendaraan besar berlalu lalang.

"Sudah biasa seperti ini, yang penting dapat padi," ujar Atun saat ditemui blokTuban.com di pinggir jalan Jatirogo-Lasem, Rabu (28/12/2016).

Bulir padi yang ia ambil dari bekas dos (mesin perontok) itu lantas dikumpulkan ke dalam kantong plastik dan sak yang dibawanya. Setelah terkumpul cukup banyak, kemudian dibawa pulang untuk dijemur dan digiling untuk dimakan bersama keluarga.

"Jika tidak punya uang, sisa beras yang dimakan juga saya jual untuk beli lauk," imbuhnya.

Menurut dia, melakukan pekerjaan mencari sisa bulir padi di jalan cukup membahayakan. Namun demi mencukupi kebutuhan rumah, ia harus bertaruh sekuat tenaga membantu suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan di Gresik.

Atun tidak sendiri melakukan pekerjaan yang memakan waktu lama itu. Ia bersama ibu yang lain, terlihat telaten memilih padi yang tersisa usai dirontokkan. Bahkan jika perlu, ia harus memukul padi yang masih menempel pada tumpukan jerami.

"Pagi jam tujuh berangkat sore pulang. Jika untung ya bisa dapat 4 kilo, namun ketika kurang beruntung, pulang hanya membawa 2 kilo padi basah," ucapnya.

Pekerjaan yang membutuhkan kesabaran tersebut juga dilakukan warga Kebonharjo yang lain, Sartini. Wanita kelahiran tahun 60-an itu, untuk menghidupi empat anaknya harus rela berpanas-panasan mengais gabah atau bulir padi.

Bersama beberapa tetangga, dirinya ngangsak (istilah warga mencari sisa padi) berjalan berpindah dari satu sawah ke sawah lainnya. Berangkat pagi, dirinya berjalan kaki menyusuri sawah dari desa satu ke desa yang lain.

"Semenjak saya tidak lagi jualan di pasar, ya bantu suami dengan mencari bulir padi di sawah-sawah seperti ini," kata Sartini.

Menurut dia, pekerjaan semacam ini sudah jadi rutunitas ketika musim panen tiba. Bahkan dirinya tidak hanya mencari padi saja, tetapi dia juga harus mencari pakan ternak miliknya.

"Saat pulang tidak hanya bawa padi saja, tetapi saya juga harus menggendong jerami untuk ternak di rumah," pungkasnya. [rof/rom]

ngangsak-tuban