Tepis Isu SARA, Misa Natal di Rengel Dihadiri Lintas Agama

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Ada yang unik dalam pelaksanaan kebaktian misa Natal di gereja GPPS yang terletak di Desa Sawahan, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Pasalnya, sejumlah masyarakat dari latar belakang agama lain turut diundang di lokasi kebaktian, Jumat (23/12/2016).

Sekitar 100 jemaat dari wilayah Rengel, Soko dan Bojonegoro mengikuti kegiatan kebaktian jelan hari raya umat Kristiani tersebut. Kebaktian Natal sore tadi yang dipimpin langsung pendeta Andy Rusman, S.Th dari Surabaya. Hal ini menjadi bukti terjalinnya hidup bertoleransi antar agama di wilayah setempat.

Beberapa waktu belakangan ini, kerap timbul masalah akibat perbedaan pandangan yang melibatkan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan atau SARA. Tidak jarang, timbul aksi intoleransi dan radikalisme yang menimbulkan konflik sosial dan aksi teror yang bahkan merenggut korban jiwa.

Namun, yang terjadi pada pelaksanaan misa di Rengel kali ini seakan menepis persoalan tersebut. Sikap intoleransi lantaran perbedaan kepercayaan dipatahkan dengan mengedepankan azas kerukunan antar umat beragama.

Setelah selesai dilaksanakannya kebaktian Natal di GPPS Rengel, masyarakat desa setempat yang sebagian besar beragama Islam justru berbondong-bondong mendatangi gereja tersebut. Kedatangan mereka untuk memenuhi undangan dari gereja yang melakukan syukuran Natal.

Dikatakan oleh tokoh umat Kristiani setempat, Pendeta Yosef, kegiatan syukuran dengan mengundang masyarakat sekitar bukan untuk memicu hal yang tidak diinginkan. Hal tersebut merupakan aksi riil toleransi hidup bermasyarakat antar umat beragama.

"Sudah berlangsung 3 tahun yang selama itu tidak ada permasalahan dan kegiatan berlangsung dengan aman dan tertib," ujarnya.

Menurut penilaian masyarakat sekitar, Laji selama ini pihak gereja yang diwakili oleh Pendeta Yosef cukup toleran dengan pemeluk agama lain. Nyatanya kendati berbeda keyakinan mereka dapat membaur dan hidup berdampingan di tengah masyarakat.

"Hal tersebut dibuktikan dengan kehadirannya (Pendeta Yosef, red) ketika diundang oleh masyarakat seperti saat menggelar hajat ataupun acara-acara tasyakuran. Sikap saling toleransi dan kebersamaan ini harus terus dilakukan agar tercipta situasi yang rukun, aman dan nyaman di wilayah Rengel," ujarnya.

Selain itu, tokoh agama setempat yang juga ketua MWC NU Rengel, KH Damanhuri, kegiatan natal menjadi kesempatan umat muslim menghargai umat agama lain, seperti yang dilakukan masyarakat sejauh ini.

"Mengundang umat muslim di perbolehkan, asalkan umat (Muslim, red) tidak mengikuti rangkaian misa atau kebaktian," tandasnya.

Sementara itu, dari kacamata aparat kepolisian setempat Kapolsek Rengel, AKP Musa Bakhtiar yang memimpin pelaksanaan pengamanan kebaktian Natal mengapresiasi sikap toleransi yang ditunjukkan masyarakat tersebut.

"Ini (aksi toleransi antar umat beragama, red) adalah hal yang langka. Jika di tempat lain isu SARA berujung konflik, di sini semua perbedaan itu dapat menjadikan sesuatu hal yang indah," terang AKP Musa.

Menurutnya hal yang semacam ini sangat patut di lestarikan. Tujuannya yakni agar kebhinekaan di Negara Indonesia tetap utuh, sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga dan nyata ada di sekitar kita.

Diketahui, sebagai bentuk kehadiran polri untuk memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat aparat Kepolisian Sektor Rengel melaksanakan pengamanan di lokasi kegiatan. Sejumlah aparat kepolisian dari Polsek Rengel tampak berjaga di sekitar gereja.

Guna memastikan keamanan dan kelancaran kebaktian, aparat Polsek Rengel mengecek barang bawaan milik jemaat. Pemeriksaan tersebut, menurut AKP Musa dilakukan untuk memastikan tidak ada benda yang berbahaya yang mungkin saja di isipkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.[dwi/col]