Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Kerja Sama Operasi (KSO) di Lapangan Tua dengan operator PT Geo Cepu Indonesia (GCI) dinilai oleh penambang minyak setempat belum transparan, terutama saat sosialisasi peraturan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hal itu disayangkan penambang tradisional di Distrik 1 Kawengan, Rabu (16/11/2016).
Setelah selesai sosialisasi, pihak GCI juga menghindar dari awak media yang telah menunggu lama. Semula, Humas GCI yang berjanji menemui wartawan blokTuban.com usai sosialisasi, tiba-tiba mengaku tidak bisa ditemui karena ada alasan rapat.
"Besuk saja ke sini lagi, saat ini lagi metting," ujar Humas GCI yang disampaikan melalui satpam usai sosialisasi.
Beberapa penambang yang ditemui mengaku aneh, sebab sosialisasi yang digelar di gedung distrik 1 Kawengan, Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban itu hanya mengundang 6 pengelola sumur tua di Distrik 1 Kawengan. Yakni sumur Kwg 7, 8, 14, 48, Kwg Hz 2, dan Kwg Hz 9. Padahal pengelola sumur tua di Distrik 1 Kawengan jumlahnya puluhan.
Seorang penambang, Jamal merasa kecewa dengan pertemuan. Sebab, GCI yang akan menertibkan sumur tua, tanpa memberi solusi buat para penambang. "Kita kecewa karena tidak ada solusi yang diberikan pada penambang dan pihak GCI kurang kooperatif," tegasnya.
Menurut Jamal, pihak GCI meminta para penambang untuk membersihkan alatnya dalam waktu dekat. Jika tidak segera dilakukan, maka alat para penambang akan di tertibkan GCI bersama Pam Obvit Polda Jatim. "Kita sangat berharap ada ganti rugi, selain itu eks penambang ada yang ditarik menjadi tenaga kerja agar tidak menganggur," lanjutnya. [rof/rom]