Tidak ada aktifitas berarti yang dilakukan Joko Waras. Sesekali dengkuran lembut keluar dari saluran pernafasannya. Selain berbaring dengan bantuan orang lain tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang.
Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Usianya baru menginjak 14 bulan, namun cobaan yang ia hadapi cukup dibilang berat. Bernama asli Ahmad Sarul Mar'i atau kini lebih dikerap disapa Joko Waras tidak bisa beraktifitas layaknya balita seusia dia.
Nasib kurang mujur menimpa Putra pertama pasangan suami istri Soleh Fatkur Rohman (22) asli Desa Pucung, Kecamatan Balongpanggang-Gresik dan Dwi Indah Setyowatai (20) yang berasal dari Dusun Betengrowo, Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban saat menginjak usia dua bulan. Berawal dari gejala benjolan kepala pada sisi bagian kiri dan tangisan di luar kebiasaan, ia didiagnosa dokter mengidap Hidrosefalus.
Sebelumnya diketahui orang tua Joko berdomisili di Gresik. Balita kelahiran 2015 lalu tersebut sempat menerima pengobatan namun tidak berlangsung lama. Kemudian lambat laun tidak ada pilihan bagi Dwi untuk bertahan di tanah asal sang suami dan membawa serta buah hati kembali ke kampung halamannya.
"Tidak diurusi ayahnya yang kerjanya masih serabutan," kata ibu kandung Dwi yang merupakan nenek dari Joko, Sumiati (45) kepada blokTuban.com, Senin (14/11/2016).
Sumiati tidak kuasa menerima keadaan cucu keduanya tersebut. Dengan mata belinang air mata ia menceritakan bagaimana sebelumnya keadaan bocah dengan penumpukan cairan di dalam otak di dalam tempurung kepalanya tersebut.
Sebelum kian parah seperti saat ini, lanjur Sumiati, Joko dapat mengucapkan sepatah kata walau belum sempurna betul. Namun, kini jangankan mengucapkan kata, senyum sudah tak lagi ditampakkan oleh Joko.
"Anak saya (Dwi, red) sedang di Gresik, sedang mengurus administrasi yang dibutuhkan untuk pengobatan," kata Sumiati.
Sementara saat ini, saat blokTuban bertandang ke kediaman Sumiati, Joko berada dalam perawatannya dan anak pertamanya yang merupakan bibi dari Joko, Rini Eka M (25). Tidak banyak yang bisa ia perbuat. Selain bantuan yang dapat mempermudah jalannya pengobatan keponakan satu-satunya tersebut.[dwi/ito]
Nasib Balita 14 Bulan Penderita Hidrosefalus Minim Perawatan
5 Comments
1.230x view