Kerukunan Lintas Pendekar Minta Panitia Bijak

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Sikap tidak profesional oknum dewan juri pertandingan Cabang Olahraga (Cabor) Pencak Silat pada ajang Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) tahun ke-IV ini, rupanya terus menui kritikan dan kecaman dari berbagai pihak. Mereka menilai, oknum juri telah menciderai sportifitas pertandingan yang berujung pada pemboikotan mayoritas kontingen Cabor Pencak Silat tersebut.

Ketua Kerukunan Lintas Pendekar Tuban Selatan, Mujoko Sahid menilai, dengan mundurnya mayoritas kontingen Cabor Pencak Silat membawa dampak psikis, rasa tidak nyaman yang terus berkembang di setiap masing-masing kecamatan.

Pihaknya melihat, sudah jelas adanya kecenderungan oknum juri berpihak pada salah satu organisasi. Hal itu dianggap tidak sejalan dengan tujuan penjaringan bakat atlet silat di Kabupaten Tuban.

"Tuban adalah rumah bhineka, rumah paling nyaman dan terkondusif se-Indonesia bagi pendekar lintas perguruan," ucap Mujoko Sahid kepada blokTuban.com, Jum'at (4/11/2016).

Lanjut pria yang akrab disapa Kang Sahid itu menambahkan, dalam hal lintas perguruan silat, dia melihat langkah bijak yang diambil atlet dari kontingen-kontingen yang memilih mundur dan pulang. Menurut dia, para atlet dan official tidak betah melihat berbagai ketidaksportifan oknum panitia.

"Dengan kepulangan mereka, secara otomatis suporter dari setiap kontingen juga pulang, sehingga arah emosional mereka tidak menggumpal di GOR Tuban," terang Kang Sahid.

Dirinya berharap, panitai cabor silat melihat insiden walk out mayoritas kecamatan itu dengan kacamata bijak dan arif. Tidak sekadar mengukur dengan sumbu pendek tapi juga dengan sumbu panjang.

"Kalau tidak disikapi dengan bijak akan membawa efek panjang yang kian menggelinding," tegasnya.

Lebih jauh Kang Sahid berkata, Tuban yang dicatat secara historis mampu menjadi inspirasi kerukunan lintas perguruan untuk kabupaten lain di Jawa Timur kususnya bahkan di Indonesia, sangat menyayangkan jika akan ternodai dengan tangan-tangan yang kurang bertanggungjawab.

"Hari itu kami melihat dengan hati getir rasa pilu, kerukunan yang dibangga-banggakan retak yang berakar pada ketidaksportifan oknum panitia," ucap Kang Sahid sambil mengingat-ingat saat itu.

Masih Kang Sahid, ibarat bangunan, kerukunan yang didirikan oleh tangan-tangan telaten dan jari-jari teliti selama sekian tahun dengan cucuran keringat dan pondasi tekad, sejak insiden itu, mendapat ujian.

"Akankah kerukunan dalam kekondusifan itu masih mnjadi milik kita dihari hari yang akan datang?," ucap Kang Sahid menyayangkan.

"Kita telah lupa kapan hari kerukunan itu didirikan, tetapi kami masih ingat dengan jelas kalalaian panitia Cabor silat pada Porkab Tuban di GOR Rangga Jaya Anoraga kemarin," tambah Kang Sahid.

Lagi-lagi menegaskan, menurut dia, ketidaksportifan oknum panitia adalah tonggak lahirnya jurang perpecahan dikerukunan lintas perguruan atau organisasi silat di Kabupaten Tuban. Pihaknya sudah berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan rasa kerukunan itu, tetapi ada beberapa oknum dengan kekuasaan sistemnya terus menyulutkan api perpecahan dengan cara-cara yang menusuk nurani.

"Membangun rumah kerukunan butuh waktu puluhan tahun, akan tetapi merobohkannya hanya butuh waktu satu hari," Kang Sahid menandaskan.

Pihaknya meminta, untuk semua lapisan masyarakat Tuban, khususnya panitia Porkab Tuban IV untuk sejenak menundukkan kepala dan merenungkan diri agar kedamain di Bumi Wali tetap terjaga. [rof/rom]