Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Beberapa Pengrajin Kain Tenun Gedog Tradisional dan Pengrajin Batik Tenun Gedog di Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban masih terus melakukan aktifitasnya, tak sedikit warga yang menjadi pengrajin tersebut adalah usia lanjut. Mereka membatik dan menenun karena memang dari dulu itu pekerjaannya dan ada pula untuk mengisi waktu luang di rumah selain bertani.
Para pengrajin yang masih menggunakan peralatan tradisional khusunya perempuan yang berusia lanjut itu berpenghasilan tidak menentu untuk mendapatkan pundi-pundi uang, begitu juga ongkos maupun hasil barang yang dihasilkan para pengrajin tersebut tidak sepadan dengan tenaga yang harus dikeluarkan.
Kepala Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek Sugiono mengaku musim penghujan seperti ini para Pengrajin Kain Tenun Gedog Tradisional dan
Pembatik Kain Tenun Gedog, khususnya yang mempunyai lahan pertanian lebih memfokuskan pekerjaanya di pertanian, sehingga membatik dan menenun tersebut menjadikan salah satu aktifitas sampingan.
"Untuk musim penghujan, karena mayoritas warga Kedungrejo adalah petani lebih mengutamakan pertanianya, sehingga aktifitas membatik dan menenun menjadi salah satu aktifitas sampingan yang bisa dikerjakan saat bersantai di rumah," kata Kepala Desa Kedungrejo.
Tambah Kades, di samping itu, selain penghasilan yang didapat kecil dan tidak seimbang, membuat para warga atau pemudi yang berada di desa tersebut memilih bekerja di proyek mau pun diluar Kota dan meninggalkan kerajinan tersebut. "Untuk para generasi jarang mas yang
mau membatik dan menenun, lebih banyak yang mencari pekerjaan di proyek atau merantau," kata Sugiono kepada blokTuban.com.
Untuk melestarikan kebudayaan membatik dan menenun di Desa Kedungrejo. Pemdes berharap nilai komoditas barang yang dihasilkan para pengrajin bisa lebih tinggi. "Saya berharap harga brang yang dihasilkan warga mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi," tambahnya Kades.
Terpisah, pemilik Sangar Sekar Ayu Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Uswatun Hasanah mengaku hingga saat ini di desa tersebut terdapat
sekitar 40 penenun dan sekitar 150 pembatik. "Dari jumlah itu usianya campuran, mulai dari anak-anak hingga nenek-nenek," ungkapnya.
Diketahui alat yang dipergunakan para pengrajin ada yang telah memakai alat modern dan masih ada yang mempergunakan alat tradisional.[hud/ito]