Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com – Gerakan baca dan tulis yang digagas sebuah komunitas para pemuda di Tuban selatan memang perlu diacungi jempol. Pasalanya, sebuah perkumpulan yang diberi nama ‘Komunitas Kali Kening (K3)’ merupakan satu-satunya wadah pemuda yang mempedulikan dunia baca dan tulis lebih kerennya adalah dunia literasi.
Komunitas ini berdiri sejak 25/8/2016 di Bendung Mundri, Desa Sidodadi, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Anggotanya adalah para pemuda yang memiliki hobi hampir sama. Rata-rata dari mereka mempunyai ciri dan kekhasan masing-masing. Mereka juga masih muda namun karyanya tidak bisa dipandang sebelah mata.
Salah satu penggagas K3, Rohmat Sholihin menjelaskan, histori berdirinya komunitas ini berawal dari perbincangan lewat Social Media (Sosmed) antar pemuda Bangilan yang berkeinginan mempunyai kelompok atau komunitas yang suka baca tulis. Mereka mempunyai cita-cita melahirkan sebuah karya tulis untuk membentuk karakter yang kuat pada diri anak muda, untuk membaca dunia dengan tulisan.
“Dari sini kita bisa saling bertemu dengan orang-orang yang hobi baca tulis yang kreatif dan inovatif,” ujar penulis cerpen handal itu.
Lanjut, pengaggum sosok Pramoedya Ananta Toer menambahkan, menurutnya menulis merupakan hobi yang turut memberi catatan atau agenda bagi diri sendiri dan orang lain. Karena apapun yang diwujudkan dalam tulisan memberikan arti bagi para pembacanya. Berangkat dari sini Aura Rohmat, nama penanya bersama para pemuda lain memutuskan untuk membentuk komunitas baca tulis yang siap melahirkan tulisan-tulisan yang berbobot.
“Harapan saya komunitas K3 yang masih sangat rentan ini bisa menjadi komunitas yang berguna bagi semuanya dan bisa menjembatani anak-anak muda terus berkarya dalam hal litersai,” tutur mantan Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Bangilan itu.
Masih kata Rohmat, komunitas K3 merupakan komunitas literasi dan komunitas intelektual yang berjibaku dalam dunia baca dan tulis. Ia menginginkan dalam komunitas ini para anggota memiliki sejuta harapan untuk maju dan terus mampu melahirkan karya-karya yang apik dan dinamis. Bukan komunitas yang tak punya prinsip dan mudah oleng, apalagi putus di tengah perjalanan.
“Komunitas K3 sangat butuh uluran tangan dari anak-anak muda yang hobi bereksrpresi melalui tulisan, anak-anak yang harus banyak bergerak dengan semangat yang menyala-nyala,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Komunitas Kali Kening, Ikal Hidayat Nur menuturkan, komunitas yang menginpirasi sebuah sungai yang membentang di wilayah Tuban Selatan itu, merupakan wadah untuk menampung kegelisahan para pemuda akan tidak adanya wadah literasi di wilayah Bangilan dan sekitarnya. Jika pun ada kita harus ke Tuban Kota, yang mana aksesnya cukup jauh.
“Pada dasarnya kami sekumpulan anak muda yang senang membaca dan menulis. Kami butuh wadah, maka kami buat komunitas ini,” jelas pria yang juga penyair itu.
Di samping itu, kata Ikal, mereka (anggota K3) juga ingin menyebarluaskan kenikmatan membaca dan menulis. Secara diakui atau tidak di Indonesia minat membaca dan menulis masih sangat rendah. Melaui komunitas ini mereka berharap bisa membuat gerakan litersai di Tuban Selatan makin subur.
Masih Ikal, alasan memilih nama Kali Kening, karena sungai Kening merupakan ikon warga Tuban Selatan yang mengalir dan memberi kehidupan serta manfaat yang besar bagi warga Jatirogo, Kenduruan, Bangilan, Singgahan, dan Parengan. “Harapan kedepan anggota K3 lebih dinamis dan produktif, sehingga karya-karya yang diproduksi senantiasa menginspirasi sesama," tutupnya. [rof/col]