Hidup Sehat Ala Komunitas Desa Berseri

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Segenap masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Desa Berseri mengklaim menjalani hidup dengan cara sehat. Hampir semua kebutuhan dapur mereka tanam sendiri dengan memanfaatkan lahan pekarangan masing-masing.

Seperti diketahui, terdapat tujuh desa yang menjadi anggota Desa Berseri. Dari Kabupaten Bojonegoro terdapat tiga desa yakni Campurejo, Sambiroto dan Ngampel. Sementara dari Kabupaten Tuban terdapat enpat desa yaitu Sokosari, Rahayu, Bulurejo dan Kebonagung.

Salah seorang anggota komunitas Desa Berseri, Mutaqiun mengaku selama aktif dalam komunitas tersebut lebih dapat menghemat uang belanja. Sebab kebutuhan sayur dan bumbu dapur seperti jahe dan kunyit sudah mulai dibudidayakan sendiri sehingga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli.

"Kita saling barter terkadang, kalau saya punya tanaman sawi dan tetangga punya cabai kita bertukar," kata pria asal Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bopjonegoro tersebut.

Dikatakannya kegiatan yang dilakukan anggota Komunitas Desa Berseri masih bersifat mandiri. Segala sesuatu dari pengadaan bibit, perawatan dan promosi produk tanaman organik maunpun hasil keterampilan daur ulang sampah dilakukan sendiri.

"Harapannya minimal Pemerintah Desa dapat terlibat seperti mempromosikan produk daur ulang. Kalau masih di lingkup lokal, masih lingkup tetangga saja yang terlibat. Kalau punya merek dagang malah lebih bagus lagi," kata Mutaqiun menambahkan.

Sementara itu, penuturan anggota Komunitas Desa Berseri lainnya, Sutinem mengaku dalam mengkampanyekan hidup sehat cukup tertatih sejauh ini. Sebab masyarakat sudah begitu dekat dengan hidup praktis dan mengandalkan pupuk kimia.

"Sekarang makanan hampir semua tercemar bahan kimia. Walau tertatih mengenalkan hidup sehat misal makan nasi organik harus dilakukan supaya tumbuh generasi sehat," perempuan asal Desa Sokosari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban tersebut kepada blokTuban.com.

Sejauh ini, lanjut Sutinem sosialisasi kepada masyarakat belum lancar, masih banyak kendala dihadapi. Tidak mudah baginya merubah cara berfikir masyarakat, butuh waktu untuk merubahnya.

"Misal penggunaan pupuk kimia yang diganti dengan pupuk organik ketika bercocok tanam. Sebab dengan cara organik butuh pumulihan unsur hara dalam tanah, biasanya panen pertama cukup menurun," ujarnya. [dwi/col]