Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com – Masyarakat Tuban menagnggap sedekah bumi merupakan bentuk rasa syukur manusia kepada sang Pencipta. Berbagai cara dilakukan untuk membuktikan imbal balik apa yang sudah diterima dari Tuhannya. Ada yang menggelar acara syukuran biasa dengan hajatan di musala, masjid, bahkan juga di tempat yang masih dianggap keramat. Ada pula yang dituangkan dalam bentuk pengajian, pagelaran wayang kulit, bahkan ada pula yang menggelar acara warisan nenek moyang yaitu langen tayub.
Di Desa Jatisari, Senori, Kabupaten Tuban, misalnya, pada acara sedekah bumi kali ini warga masyarakat setempat menggelar pagelaran wayang kulit semlam suntuk. Acara tersebut sengaja digelar di tempat yang menurut warganya dianggap keramat, Jumat (29/7/2016).
“Acara yang dilakukan rutin tahunan masyarakat di Desa Jatisari, merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang memberi limpahan rezeki. Bukan yang lain,” jelas tokoh pemuda, Ahmad Istihar, kepada blokTuban.com.
Selain itu, dijelaskan pula acara yang dihelat di keramat Jatileres, Jatisari itu menjadi hiburan gratis bagi masyarakat Senori dan sekitarnya. Tak sedikit pula yang hadir, sejak dimulainya acara seni pertunjukan wayang kulit tersebut, warga mulai berdatangan memenuhi arena pelataran keramat.
“Acara ini diperkirakan selesai hingga menjelang fajar. Untuk dalangnya kita datangkan dalang muda asal Kenduruan, Tuban,” imbuh Istihar.
Menurut Abdul Latif (36), salah seorang pengunjung, mengaku senang dengan adanya wayang kulit di Desa Jatisari tersebut. Ia merasa terhibur sehingga ia rela datang. “Tidak hanya sekadar pertunjukannya saja, namun banyak nilai yang terkandung dalam cerita pewayangan. Hal itulah yang membuat saya tertarik,” ungkap pria yang juga kader Partai Nasdem asal Bangilan ini.
Dia juga beranggapan bahwa sedekah bumi menurutnya, merupakan bentuk mendoakan bumi. “Bumi yang kita pijak telah banyak memberikan manfaat pada kita terutama bagi masyarakat,” pungkasnya. [rof/col]