Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Marning Jatirogo, begitu biasa masyarakat Tuban menyebut. Jenis makanan ringan dengan bahan dasar jagung ini, merupakan salah satu camilan khas dan andalan di Kabupaten Tuban. Rasanya yang gurih dan awet renyahnya, makanan berbahan jagung ini bisa jadi pilihan oleh-oleh saat singgah di Bumi Wali.
Disebut Marning Jatirogo, karena sentral pembuatan camilan ini ada di Kecamatan Jatirogo. Cita rasa marning dari tempat inipun, sangat berbeda dibandingkan dengan produksi marning dari tempat lain. Salah satu sentral produksi marning yang terkenal di kecamatan ini ada di Desa Sadang.
Salah satu pembuat makanan ringan ini adalah Kholip. Sehari-hari pria ini berperan sebagai pembuat marning di Desa Sadang ini. Untuk penjualan adalah tugas istrinya. “Setiap hari aktivitas saya ya di dapur seperti ini,” ungkap pria yang lahir 33 tahun silam ini.
Dia menjelaskan, anggota keluaraga sudah punya pos pekerjaan sendiri. Dia sudah terbiasa bekerja seharian bergelut dengan panasnya api penggorengan marning.
“Untuk proses penggorengan saya mulai bekerja pukul 06.30 dan beristirahat saat waktu shalat Duhur. Kemudian lanjut lagi sampai pukul 21.00 WIB,” jelasnya kepada blokTuban.com.
Saking terkenal karena gurihnya, makanan tradisional karya tangan dinginnya ini bahkan bisa mendatangkan omset antara 2 sampai 3 juta perbulan baginya. Pemasarannya pun, tembus tidak hanya di Kecamatan Jatirogo dan wilayah lain di Tuban, tetapi sampai di wilayah Kabupaten Bojonegoro dan kabupaten tetangga yang lain.
Harga jual marning tergolong murah, yaitu konsumen bisa mendapatkan dengan harga dari tempat produksi langsung dengan harga Rp13.000 perkilogram. Menjadikannya semakin laris manis di pasaran. “Untuk pemasaran sehari-hari Istri saya menjajakan marning buatan saya di pasar Jenu Tuban. Selain dijual sendiri juga di ambil oleh tengkulak untuk dijual lagi diwilayah Tuban,” imbuhnya.
Bahan yang melimpah membuatnya masih mempertahankan usahanya hingga saat ini. Semua bahan bisa ia dapatkan di pasar Jatirogo dekat rumahnya. "Bahan-bahannya bisa dibilang simpel, cukup menyediakan jagung putih sebagai bahan dasar pembuatan serta bawang, penyedap rasa, garam, minyak goreng dan yang terpenting batu kapur gamping," tutur produsen marning, yang sudah bejalan 7 tahun ini.
Tidak puas berhenti disitu. Melihat usahanya yang semakin maju pesat ia berusaha mengembangkan usahanya lagi. Dengan di bantu keluarga dan juga kerabat, bapak satu anak ini mulai membuat berbagai jenis keripik. “Dibantu kakak perempuan saya, saat ini saya menambah produksi makanan ringan berupa keripik ubi jalar dan keripik pisang,” pungkasnya.[rof/ito]