Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Sejak tahun 1972, Abdus Salim (62) warga Desa Jarorejo, Kecamatan, Kerek, Kabupaten Tuban mempunyai keterampilan menjahit. Saat itu ia masih duduk di bangku sekolah Madrasah Ibtidaiyah dan ia memilih tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya dengan alasan biaya dan keterampilan yang dimilikinya cukup untuk membuka usaha penerimaan jahitan.
Abdus Salim mengatakan, berhubung keterampilan menjahit adalah keterampilan turun-temurun dari keluarganya, ia diberi sedikit ilmu keterampilan menjahit. Setelah belajar kepada orang tuanya barulah ia membuka usaha menjahit.
Lokasi penjahitan berada di tepat depan rumahnya sendiri, sekitar 200 meter dari Jalan Raya Kerek-Montong memasuki gang. "Dulu sebelum di depan rumah seperti saat ini, pernah juga mengontrak di tempat-tempat lain, seperti halnya di pinggir jalan raya, dekat pasar dan lain-lain," ungkapnya kepada blokTuban.com.
Dalam sehari Abdus Salim dapat menyelesaikan dua setel seragam sekolah, namun bukan hanya seragam sekolah saja yang saat ini dikerjakan. "Seperti halnya seragam pemerintah, kepolisian dan juga seragam hitam putih untuk anak kuliahan," tambahnya.
Selama 42 tahun tersebut, ia dengan hanya menjahit mampu meguliahkan satu anaknya perempuan, dan meluluskan yang kedua anaknya hingga tingkatan (SMA). Tidak hanya itu selama 42 tahun tersebut ia juga pernah ikut beberapa pelatihan hingga mendapatkan alat baru.
Suami dari Hartini tersebut merupakan penjahit yang tertua dan paling tua di Desa Jarorejo, sehingga Abdus Salim sudah dikenal oleh banyak orang dari luar kerek yang akan menjahitkan di tempatnya. Dalam sebulan penjahit tersebut bisa memperoleh hingga dua juta kotor per bulan. "Kalau seperti ini penghasilan setiap bulannya bisa sampai dua juta rupiah kotor," jelasnya.
Dalam kebiasaanya menjahit dari pagi hingga malam, bapak tiga anak tersebut masih mempunyai kendala dalam pekerjaanya. Ia mengaku, "Pembuatan jaz pernikahan bagi saya yang paling rumit," pungkas kakek enam cucu tersebut. [hud/col]