Meski Sudah Tua Tetap Gigih Berjualan

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Terlihat sosok perempuan tua yang tengah menunggu dagangannya di bawah pohon besar di kawasan Wahana Wisata Pemandian Air Panas Prataan, Desa Wukirharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban.

Seorang perempuan yang telah terlihat warna putih rambutnya tersebut, sudah berjualan di area wisata ini sejak kurang lebih tiga tahun. Perempuan yang bernama Yadimah tersebut lahir persis pada tahun kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yakni 1945.

Yadimah merupakan perempuan tua yang masih bekerja untuk berjualan. Dia merupakan warga Dusun Mbeton, Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan yang berjarak sekitar lima kilometer dari wisata tersebut.

"Biasane nek budal mrene iku aku nggandol truk seng liwat kadang yo sepeda montor dek (biasanya kalau berangkat kesini saya ikut truk yang lewat kadang juga ikut para pengendara sepeda motor)," terang kepada blokTuban.com sambil menawarkan dagangannya, Minggu (7/2/2016).

Dagangan yang dijajakannya, yakni mainan anak-anak, makanan ringan, minuman, dan kacang godok. Istri dari Sumadi tersebut berdagang di area wisata ini hanya pada hari Minggu saja. Yadimah menambahkan, kalau hari Minggu kebetulan lagi ramai, dia bisa mendapatkan uang hingga Rp70.000. Tetapi kadang jualannya sepi tidak mendapatkan apapun juga pernah.

"Ugak mesti dek, kadang iso sampek 70 ewu nek rame, kadang yo gak oleh blas (kalau lagi ramai bisa mendapatkan hingga Rp70 rb, tetapi kalau sepi ya pernah pulang tidak membawa uang)," kata Yadimah sambil memegang mainan dagangannya.

Saat ini, dia hanya tinggal bersama suaminya, yakni Sumadi yang bekerja sebagai petani di lahan milik Perhutani (Persil). Selain setiap Minggunya berjualan, pekerjaan sehari-harinya Yadimah yakni bertani di tegal atau persil.

Perempuan yang berumur kurang lebih 70 tahun tersebut tidak mempunyai anak dan cucu. Dalam penghasilan Yadimah bersama sang suami setiap harinya dipergunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari. "Yo mung kanggo mangan saben dino dek, kadang ae tambah kurang (hanya untuk kebutuhan makan sehari-hari, kadang itu saja kurang)," tutupnya. [hud/ito]